KKP: Kalamo Biak Numfor dapat tingkatkan penghasilan Rp14,89 triliun
6 Desember 2023 15:59 WIB
Sekretaris Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap KKP Trian Yunanda (kiri) dan Kepala Balai Besar Riset Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) A. Rita Tisiana dalam Bincang Bahari edisi 11 yang digelar di Jakarta, Rabu (6/12/2023). ANTARA/Sinta Ambar
Jakarta (ANTARA) - Kepala Balai Besar Riset Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) A. Rita Tisiana mengatakan, berdasarkan analisa pihaknya, Kampung Nelayan Modern (Kalamo) Desa Samber-Binyeri, Biak Numfor, Papua dapat meningkatkan penghasilan hingga Rp14,89 miliar hingga 3 tahun pertama operasional. Hal ini berdasarkan paparan yang disampaikannya, dengan kondisi saat ini penghasilan nelayan di kampung Samber dan Binyeri dengan hasil tangkapan unggulan tuna yang mampu meraup Rp1,48 miliar per tahun.
"Jadi kalau dalam hitungan kami, kalau sekarang itu dengan perahu motor tempel dua mesin pendapatan nelayan sekitar Rp5 juta nanti kalau mereka memang bisa melakukan memaksimalkan yang dilakukan pemerintah kurang lebih pendapatannya bisa sekitar 17 juta. Ini dari perikanan saja/bulan/kapal," ujar Ana dalam jumpa pers Bincang Bahari yang digelar di Jakarta, Rabu.
Berdasarkan penghitungannya, melalui sederet fasilitasi KKP yakni 34 unit perahu motor tempel dua mesin (bantuan Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu/SKPT) dengan jumlah trip melaut sebanyak 20 hari per bulan dapat menghasilkan tangkapan ikan sebanyak 100kg/trip/perahu. Sehingga pendapatan yang diharapkan dapat mencapai Rp17.270.000/bulan/kapal.
Sementara untuk perahu motor tempel dengan satu mesin milik pribadi nelayan Desa Samber dan Binyeri, yang diharapkan mencapai 59 unit dengan jumlah perjalanan melaut sebanyak 20 hari/bulan mampu menangkap ikan sebanyak 117 kg/trip/perahu.
Kondisi lain yang diharapkan, lanjut dia, sampan pada tiga tahun mendatang atau pada 2027 tercatat sebanyak 12 unit dengan jumlah trip melaut 10hari/bulan mampu membawa pulang hasil tangkapan sebanyak 25kg/trip/perahu dengan pendapatan setara Rp500.000/bulan/sampan.
Meski demikian, Ana mengatakan, capaian itu juga tergantung dengan kondisi masyarakat nelayan di proyek percontohan (modelling) kampung nelayan modern pertama ini.
Lebih lanjut, ia menuturkan usai peresmian, Kalamo Desa Samber-Binyeri akan didampingi total empat penyuluh sebagai kepanjangan tangan KKP.
Diketahui, intervensi pemerintah pada Kalamo dihadirkan melalui kucuran dana total sebesar Rp22,11 miliar melalui pembangunan fasilitas pokok produksi perikanan, pembangunan fasilitas pengusahaan perikanan, bantuan sarana prasarana penangkapan ikan hingga peningkatan kapasitas dan produktivitas usaha perikanan.
Baca juga: Kalamo Samber-Binyeri sebagai proyek strategis nasional di Biak
Baca juga: BPPSDM KP siapkan bale pelatihan di Kalamo Biak untuk kembangkan SDM
Baca juga: Pembangunan Kampung Nelayan Modern diharapkan tingkatkan kualitas ikan
"Jadi kalau dalam hitungan kami, kalau sekarang itu dengan perahu motor tempel dua mesin pendapatan nelayan sekitar Rp5 juta nanti kalau mereka memang bisa melakukan memaksimalkan yang dilakukan pemerintah kurang lebih pendapatannya bisa sekitar 17 juta. Ini dari perikanan saja/bulan/kapal," ujar Ana dalam jumpa pers Bincang Bahari yang digelar di Jakarta, Rabu.
Berdasarkan penghitungannya, melalui sederet fasilitasi KKP yakni 34 unit perahu motor tempel dua mesin (bantuan Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu/SKPT) dengan jumlah trip melaut sebanyak 20 hari per bulan dapat menghasilkan tangkapan ikan sebanyak 100kg/trip/perahu. Sehingga pendapatan yang diharapkan dapat mencapai Rp17.270.000/bulan/kapal.
Sementara untuk perahu motor tempel dengan satu mesin milik pribadi nelayan Desa Samber dan Binyeri, yang diharapkan mencapai 59 unit dengan jumlah perjalanan melaut sebanyak 20 hari/bulan mampu menangkap ikan sebanyak 117 kg/trip/perahu.
Kondisi lain yang diharapkan, lanjut dia, sampan pada tiga tahun mendatang atau pada 2027 tercatat sebanyak 12 unit dengan jumlah trip melaut 10hari/bulan mampu membawa pulang hasil tangkapan sebanyak 25kg/trip/perahu dengan pendapatan setara Rp500.000/bulan/sampan.
Meski demikian, Ana mengatakan, capaian itu juga tergantung dengan kondisi masyarakat nelayan di proyek percontohan (modelling) kampung nelayan modern pertama ini.
Lebih lanjut, ia menuturkan usai peresmian, Kalamo Desa Samber-Binyeri akan didampingi total empat penyuluh sebagai kepanjangan tangan KKP.
Diketahui, intervensi pemerintah pada Kalamo dihadirkan melalui kucuran dana total sebesar Rp22,11 miliar melalui pembangunan fasilitas pokok produksi perikanan, pembangunan fasilitas pengusahaan perikanan, bantuan sarana prasarana penangkapan ikan hingga peningkatan kapasitas dan produktivitas usaha perikanan.
Baca juga: Kalamo Samber-Binyeri sebagai proyek strategis nasional di Biak
Baca juga: BPPSDM KP siapkan bale pelatihan di Kalamo Biak untuk kembangkan SDM
Baca juga: Pembangunan Kampung Nelayan Modern diharapkan tingkatkan kualitas ikan
Pewarta: Sinta Ambarwati
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2023
Tags: