"Kolaborasi ini juga menjadi sarana kami untuk membantu usaha rintisan potensial terutama di sektor properti untuk tumbuh bersama BTN,” kata Direktur Risk Management BTN Setiyo Wibowo di Jakarta, Rabu.
Pembentukan "BTN Fund" diharapkan dapat menciptakan permintaan, memperluas pangsa pasar dan membuka segmen baru bagi BTN dalam penyediaan solusi "end to end" di sektor perumahan.
Setiyo mengatakan kolaborasi tersebut melengkapi ekosistem perumahan berbasis digital yang dimiliki perseroan sekaligus menjadi upaya peningkatan kapabilitas BTN dalam sektor perumahan di tengah momentum stimulus pajak nol persen untuk rumah di bawah Rp2 miliar dari pemerintah.
Selain memberikan pendanaan untuk "startup" di sektor properti, "BTN Fund" juga dirancang untuk berinvestasi pada usaha rintisan lain yang sejalan dengan bisnis BTN di antaranya, proptech, mortgage tech, fintech, embedded finance, construction tech, open finance dan SaaS.
Baca juga: BTN Syariah akan jadi bank syariah terbesar kedua di Indonesia
Baca juga: BTN catatkan laba bersih capai Rp2,31 triliun
Menurut dia, sektor perumahan di Indonesia memiliki peluang besar untuk tumbuh, yang ditunjukkan dari angka "backlog" perumahan di Indonesia yang mencapai 12,7 juta unit. Angka itu juga terus bertambah karena angka pernikahan setiap tahun mencapai satu juta perkawinan.
Ia menuturkan kenaikan di sektor properti mulai terlihat dari harga rumah yang mulai meningkat sejalan dengan penambahan permintaan terhadap hunian.
"Kami yakin, berbagai industri turunan dari properti, termasuk usaha rintisan juga ikut terdongkrak dari peluang dan peningkatan tersebut. Tentunya investasi tetap mempertimbangkan beberapa kriteria perusahaan yang menjadi target pendanaan agar investasi ini tetap menguntungkan ke depannya," ujarnya.
Baca juga: BTN: 30 persen pengajuan KPR ditolak karena nasabah terjerat pinjol
Baca juga: BTN: Harga rumah catatkan kenaikan tertinggi seusai pandemi