"Saya yakin bahwa kuncinya itu sebetulnya sumber daya manusia, bukan sumber daya alam karena sumber daya alam itu bisa meninabobokkan kemudian kita alpa terhadap sumber daya manusia," ujarnya dalam simposium praktisi dan periset ekonomi di Jakarta, Rabu.
Menurut dia, beberapa ahli menyebut itu sebagai kutukan sumber daya alam atau the curse of natural resources.
Baca juga: Menko PMK: 38 persen tenaga kerja formal adalah generasi sandwich
Baca juga: Menko PMK: Penanganan stunting di Indonesia mencapai 18 persen
Baca juga: Menko PMK: Perempuan memiliki peran penting dalam masa depan bangsa
Hilirisasi yang sejalan dengan ekonomi hijau dikenal sebagai window of opportunity atau jendela kesempatan untuk meraih kemajuan, karena Indonesia sangat kaya sumber daya alam jangan sampai kita terjebak dan mengulang sejarah menjadi eksportir bahan mentah seperti yang terjadi beberapa dekade silam.
Kontribusi sektor usaha sebagian besar tumbuh positif. Pertumbuhan ekonomi Indonesia masih didominasi oleh sektor lapangan usaha industri pengolahan.
Pada Februari 2023, jumlah penduduk yang bekerja sebanyak 138,63 juta orang. Jumlah itu meningkat sebanyak 3,02 juta orang atau 2,23 persen jika dibandingkan pada Februari 2022.
Pertanian, kehutanan, dan perikanan merupakan sektor paling banyak menyerap tenaga kerja sebesar 29,36 persen atau sebanyak 40,69 juta orang.
Sektor industri pengolahan urutan ketiga terbanyak menyerap tenaga kerja sebesar 13,58 persen. Hilirisasi industri menjadi kontributor pembangunan ekonomi di Indonesia.