Kemenkeu gelar AIFED 2023 bahas fragmentasi ekonomi global
6 Desember 2023 12:42 WIB
Kepala Badan Kebijakan Fiskal Febrio Kacaribu saat menyampaikan sambutan dalam AIFED 2023 di Bali, Rabu (6/12/2023). ANTARA/AIFED 2023.
Bali (ANTARA) - Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan menggelar Annual International Forum of Economic Development and Public Policy (AIFED) 2023 di Bali pada 6-7 Desember 2023.
Berbeda dengan tahun sebelumnya, AIFED tahun ini mengangkat topik yang lebih luas, yakni 'The Fragmented World: Recalibrating Development Strategies'.
"Sekarang kita sedang menghadapi dunia yang terfragmentasi. Saat ini agenda perubahan iklim yang harus anda hadapi bersama tidak hanya di dalam negeri Indonesia, namun juga secara global sebagai masyarakat global,” kata Kepala Badan Kebijakan Fiskal Febrio Kacaribu di Bali, Rabu.
Febrio menilai, saat ini dunia tengah dihadapkan pada kondisi fragmentasi ekonomi global yang disebabkan oleh berbagai faktor, salah satunya kondisi geopolitik yang sedang memanas di Eropa Timur dan Timur Tengah.
Baca juga: Pemerintah genjot vokasi penuhi daya saing tenaga kerja
Hal tersebut yang menimbulkan kekhawatiran akan dampak yang dapat timbul terhadap sektor investasi, perdagangan, hingga sektor keuangan Indonesia.
“Kita melihat peran Indonesia di panggung internasional sudah cukup besar dan signifikan, tidak hanya menjadi pengikut pasif dari agenda tersebut, tapi kita semua tahu bahwa kita punya peran lebih," ujar Febrio.
Selain fragmentasi ekonomi, perubahan iklim juga tak luput dari diskusi AIFED tahun ini.
Pasalnya, perubahan iklim yang saat ini dirasakan tak hanya mempengaruhi sisi lingkungan, melainkan juga sisi ekonomi banyak negara.
Oleh karena itu, pembahasan mengenai transisi menuju energi baru terbarukan (EBT) juga dibahas dalam sesi tersendiri AIFED 2023.
Baca juga: Kemenkeu dorong dana desa untuk pembangunan kreatif
Diskusi yang juga dibahas dalam AIFED 2023 yakni tentang perkembangan industri teknologi yang yang menimbulkan 'perang dingin teknologi' yang terjadi di antara negara-negara maju.
Ke depan, melalui forum AIFED 2023, Febrio menilai Indonesia harus dapat memetakan kemungkinan pergeseran kekuatan global di masa depan hingga mencari solusi kebijakan terbaik.
AIFED 2023 juga dihadiri oleh Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati dan Vice President East and Southeast Asia, and the Pacific Asian Development Bank (ADB), serta Duta Besar Australia untuk Indonesia Penny Williams yang menyampaikan sambutan secara virtual.
Berbeda dengan tahun sebelumnya, AIFED tahun ini mengangkat topik yang lebih luas, yakni 'The Fragmented World: Recalibrating Development Strategies'.
"Sekarang kita sedang menghadapi dunia yang terfragmentasi. Saat ini agenda perubahan iklim yang harus anda hadapi bersama tidak hanya di dalam negeri Indonesia, namun juga secara global sebagai masyarakat global,” kata Kepala Badan Kebijakan Fiskal Febrio Kacaribu di Bali, Rabu.
Febrio menilai, saat ini dunia tengah dihadapkan pada kondisi fragmentasi ekonomi global yang disebabkan oleh berbagai faktor, salah satunya kondisi geopolitik yang sedang memanas di Eropa Timur dan Timur Tengah.
Baca juga: Pemerintah genjot vokasi penuhi daya saing tenaga kerja
Hal tersebut yang menimbulkan kekhawatiran akan dampak yang dapat timbul terhadap sektor investasi, perdagangan, hingga sektor keuangan Indonesia.
“Kita melihat peran Indonesia di panggung internasional sudah cukup besar dan signifikan, tidak hanya menjadi pengikut pasif dari agenda tersebut, tapi kita semua tahu bahwa kita punya peran lebih," ujar Febrio.
Selain fragmentasi ekonomi, perubahan iklim juga tak luput dari diskusi AIFED tahun ini.
Pasalnya, perubahan iklim yang saat ini dirasakan tak hanya mempengaruhi sisi lingkungan, melainkan juga sisi ekonomi banyak negara.
Oleh karena itu, pembahasan mengenai transisi menuju energi baru terbarukan (EBT) juga dibahas dalam sesi tersendiri AIFED 2023.
Baca juga: Kemenkeu dorong dana desa untuk pembangunan kreatif
Diskusi yang juga dibahas dalam AIFED 2023 yakni tentang perkembangan industri teknologi yang yang menimbulkan 'perang dingin teknologi' yang terjadi di antara negara-negara maju.
Ke depan, melalui forum AIFED 2023, Febrio menilai Indonesia harus dapat memetakan kemungkinan pergeseran kekuatan global di masa depan hingga mencari solusi kebijakan terbaik.
AIFED 2023 juga dihadiri oleh Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati dan Vice President East and Southeast Asia, and the Pacific Asian Development Bank (ADB), serta Duta Besar Australia untuk Indonesia Penny Williams yang menyampaikan sambutan secara virtual.
Pewarta: Bayu Saputra
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2023
Tags: