Ia mengemukakan operasi pasar murah dilaksanakan sebagai upaya menekan laju inflasi dan kenaikan harga bahan pokok menjelang Hari Besar Keagamaan Natal dan Tahun Baru.
Baca juga: Mendag meminta pemda siapkan subsidi ongkos kirim tekan harga cabai
Pemprov Sulteng, kata dia, telah mengadakan rapat koordinasi bersama dengan setiap pemerintah kabupaten/kota dalam rangka stabilisasi harga dan ketersediaan bahan pokok menjelang Hari Besar Keagamaan.
Menurut Donny, ada tiga komoditas yang menjadi perhatian pemerintah setempat untuk dilakukan intervensi, yakni komoditas beras yang saat ini bertahan di harga Rp15 ribu per kilogram, gula pasir yang juga mulai mengalami pergerakan harga menjadi Rp19 ribu dari Rp15 ribu, dan cabai yang mencapai harga Rp120 ribu dari Rp40 ribu-Rp50 ribu per kilogram.
"Untuk itu, kami menggelar pasar murah dengan memberikan subsidi untuk beberapa bahan pokok untuk menjaga daya beli masyarakat," kata dia.
Baca juga: Pj Gubernur targetkan Sulsel pertama bebas inflasi cabai
Donny mengungkapkan harga bahan pokok pangan yang telah disubsidi di antaranya beras premium Bulog dijual dengan harga Rp50 ribu per karung ukuran lima kilogram, gula pasir Rp12 ribu per kilogram, Minyakita Rp11 ribu per liter, tepung terigu Rp9 ribu dan cabai rawit merah Rp30 ribu per kilogram.
Pada pasar murah itu, pihaknya bekerja sama dengan Bulog menyediakan beras subsidi sebanyak 6 ton, Minyakita 3.000 liter, tepung 600 kilogram, telur 600 rak, cabai sekitar 60 kilogram.
Pasar murah tersebut digelar dua hari, 5-6 Desember di Jalan Pattimura, Kelurahan Lolu Utara, Kecamatan Palu Selatan, Kota Palu.
Baca juga: Mendagri Tito minta pemda awasi kenaikan harga cabai merah
Dalam kegiatan tersebut, Disperindag Sulteng melibatkan Perum Bulog, distributor, pelaku usaha UMKM, toko ritel modern, dan pedagang besar.