Bandung (ANTARA News) - Permintaan batik saat bulan Puasa dan menjelang Lebaran semakin meningkat, kata pengusaha Batik Komar, H. Komar Hudiya.

"Bukan hanya batik saja, tapi juga produksi tekstil-tekstil lain pasti akan jauh lebih meningkat dari hari-hari biasanya," kata Komar di Jalan Cigadung Timur Kota Bandung, Selasa.

Menurutnya permintaan dari konsumen batik bisa mencapai 100 persen, namun untuk produksi dan pemasarannya hanya mampu mencapai peningkatan 20-40 persen.

"Peningkatan produksi saat bulan Puasa bisa mencapai 20-40 persen, meski untuk permintaan dari konsumennya sendiri bisa mencapai 100 persen," kata pria kelahiran Cirebon itu.

Komar menjelaskan tidak bisanya memenuhi permintaan saat bulan puasa tersebut dikarenakan jumlah tenaga kerja yang terbatas.

"Kalau kita mau menggunakan sistem `outsourcing` pasti akan mempengaruhi kepada kualitas produknya," katanya.

Menurutnya selain dengan menggunakan bahan yang eksklusif, untuk menghasilkan batik yang eksklusif juga harus didukung dengan pemanfaatan teknologi.

"Teknik membatik pasti bisa dilakukan oleh semua pengrajin daerah, tapi di sini kita harus membuat sesuatu yang berbeda supaya menghasilkan batik yang eksklusif," katanya.

Menurutnya dengan bermain pada tekstur kain akan lebih menghasilkan batik yang lebih cantik dan indah.

"Sesuatu yang unik seperti tekstur yang tidak rata dengan penggunaan bahan dari sutra bisa mempengaruhi kepada minat konsumen," katanya.

Menurutnya untuk permintaan model batik dari konsumen tidak ada perbedaan yang siginifikan, terutama untuk kaum laki-laki.

"Model untuk laki-laki itu cenderung standar, kalau perempuan mengikuti mode gayanya," katanya.

Komar memaparkan tingkat produksi saat ini lebih banyak mengerjakan batik dari para pelanggan dari berbagai perusahaan sesuai model batik yang diinginkan.

"Produksi saat ini juga sedang melakukan pengerjaan pesanan untuk ekspor ke Amerika dan Jepang yang nantinya akan didistribusikan ke berbagai negara," katanya menambahkan.

(S033/Y003)