ADB targetkan pembenahan Ciujung rampung 2015
16 Juli 2013 10:28 WIB
Foto dokumen puluhan rumah warga Desa Undar-andir, Ciujung, Kabupaten Serang, Banten, terendam banjir hingga mencapai genting akibat luapan dari Sungai Ciujung pada 11 Januari 2013. (ANTARA/Asep Fathulrahman)
Serang (ANTARA News) - Asian Development Bank (ADB) menargetkan pembenahan bantaran Sungai Ciujung di Kecamatan Kragilan rampung pada 2015, dan hingga kini dilakukan pembahasan pelaksanaan fisik pembenahan pembangunan tanggul dan normalisasi wilayah.
Perwakilan Water Resources Management Specialist-ADB Consultant, Eric Quincieu, di Serang, Selasa, mengatakan luapan Sungai Ciujung yang menimbulkan banjir pada awal 2013 cukup memprihatinkan.
Oleh karena itu, ADB yang berkantor pusat di Manila, Filipina, akan mendukung upaya Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pekerjaan Umum dalam menangani banjir akibat luapan Sungai Ciujung.
"Salah satu upaya yang akan dilakukan melalui kerja sama keuangan atau pendanaan yang akan dilakukan ADB bersama Kementerian Pekerjaan Umum," ujar Eric.
Ia mengemukakan hal itu dalam rapat koordinasi bersama Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Serang, Balai Besar Wilayah Sungai Cidanau Ciujung Cidurian (BBWSC3) Provinsi Banten, Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kabupaten Serang, dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Serang, di ruang rapat Wakil Bupati Serang, Banten.
Eric mengemukakan, jika proses kerja sama tersebut berjalan baik, maka ADB menargetkan realisasi pada 2015 dengan tahapan-tahapan proses sosialisasi dan inventarisasi masalah harus selesai di tahun ini.
Kemudian, dikatakannya, dilanjutkan dengan menyusun rencana strategis (renstra) pemerintah.
"Terakhir pada 2015 bisa dimulai realisasi pelaksanaan program fisiknya," katanya.
Kepala BBWSC3 Provinsi Banten, Abdul Hanan Akhmad, menyatakan bahwa untuk realisasi program tersebut diperkirakan sepanjang 11 kilometer di daerah bantaran Sungai Ciujung akan dibebaskan, termasuk pemukiman warga
Untuk itu, pihaknya sudah meminta bantuan BPN untuk mendata lahan yang akan dibebaskan.
"Nanti terlihat tanah-tanah yang dibebaskan, mana tanah yang kosong dan mana tanah yang berada di pemukiman warga. Andai disetujui, kita mempertimbangkan lahan pengganti, dan juga rumah pengganti warga yang terkena dampaknya," ujarnya.
Wakil Bupati Serang, Ratu Tatu Chasanah, mengatakan bahwa program tersebut harus berjalan baik, sehingga harus dilakukan pembagian tugas antara pihak BWSC3, BPN, dan Pemkab Serang.
"Program ini harus didukung oleh semua pihak, termasuk masyarakat," ujarnya.
Tatu menjelaskan, pembenahan bantaran Sungai Ciujung merupakan program yang dicanangkan Kementerian Pekerjaan Umum (PU) melalui kerja sama pendanaan dengan ADB.
Meski beban pengembalian pinjaman tidak dibebankan kepada Pemkab Serang, namun tetap saja daerah harus turut memberikan kontribusi berupa tenaga dan pemikiran.
"Pada intinya Pemkab Serang siap dengan apa yang harus dilakukan.Dan kami juga meminta kepada pihak KemenPU, BBWSC3 Banten, untuk bisa memberikan penjelasan apa saja tugas kami yang harus dilakukan," demikian Tatu.
(T.R010/Y008)
Perwakilan Water Resources Management Specialist-ADB Consultant, Eric Quincieu, di Serang, Selasa, mengatakan luapan Sungai Ciujung yang menimbulkan banjir pada awal 2013 cukup memprihatinkan.
Oleh karena itu, ADB yang berkantor pusat di Manila, Filipina, akan mendukung upaya Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pekerjaan Umum dalam menangani banjir akibat luapan Sungai Ciujung.
"Salah satu upaya yang akan dilakukan melalui kerja sama keuangan atau pendanaan yang akan dilakukan ADB bersama Kementerian Pekerjaan Umum," ujar Eric.
Ia mengemukakan hal itu dalam rapat koordinasi bersama Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Serang, Balai Besar Wilayah Sungai Cidanau Ciujung Cidurian (BBWSC3) Provinsi Banten, Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kabupaten Serang, dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Serang, di ruang rapat Wakil Bupati Serang, Banten.
Eric mengemukakan, jika proses kerja sama tersebut berjalan baik, maka ADB menargetkan realisasi pada 2015 dengan tahapan-tahapan proses sosialisasi dan inventarisasi masalah harus selesai di tahun ini.
Kemudian, dikatakannya, dilanjutkan dengan menyusun rencana strategis (renstra) pemerintah.
"Terakhir pada 2015 bisa dimulai realisasi pelaksanaan program fisiknya," katanya.
Kepala BBWSC3 Provinsi Banten, Abdul Hanan Akhmad, menyatakan bahwa untuk realisasi program tersebut diperkirakan sepanjang 11 kilometer di daerah bantaran Sungai Ciujung akan dibebaskan, termasuk pemukiman warga
Untuk itu, pihaknya sudah meminta bantuan BPN untuk mendata lahan yang akan dibebaskan.
"Nanti terlihat tanah-tanah yang dibebaskan, mana tanah yang kosong dan mana tanah yang berada di pemukiman warga. Andai disetujui, kita mempertimbangkan lahan pengganti, dan juga rumah pengganti warga yang terkena dampaknya," ujarnya.
Wakil Bupati Serang, Ratu Tatu Chasanah, mengatakan bahwa program tersebut harus berjalan baik, sehingga harus dilakukan pembagian tugas antara pihak BWSC3, BPN, dan Pemkab Serang.
"Program ini harus didukung oleh semua pihak, termasuk masyarakat," ujarnya.
Tatu menjelaskan, pembenahan bantaran Sungai Ciujung merupakan program yang dicanangkan Kementerian Pekerjaan Umum (PU) melalui kerja sama pendanaan dengan ADB.
Meski beban pengembalian pinjaman tidak dibebankan kepada Pemkab Serang, namun tetap saja daerah harus turut memberikan kontribusi berupa tenaga dan pemikiran.
"Pada intinya Pemkab Serang siap dengan apa yang harus dilakukan.Dan kami juga meminta kepada pihak KemenPU, BBWSC3 Banten, untuk bisa memberikan penjelasan apa saja tugas kami yang harus dilakukan," demikian Tatu.
(T.R010/Y008)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2013
Tags: