Tujuh industri paling boros energi
15 Juli 2013 20:06 WIB
Sidang Anggota Ke-10 DEN Menteri ESDM/Ketua Harian Dewan Energi Nasional Jero Wacik didampingi Menteri Perindustrian Mohamad S Hidayat serta Sekjen DEN Hadi Purnomo membuka Sidang Anggota Ke-10 Dewan Energi Nasional di Kementerian Perindustrian, Jakarta, 15 Juli 2013. (kemenperin.go.id)
Jakarta (ANTARA News) Menteri Perindustrian MS Hidayat mengatakan kajian Kemenperin bersama Indef pada 2012 menyebutkan ada tujuh sektor industri yang dikategorikan indutri padat energi yaitu industri pupuk, pulp dan kertas, tekstil, semen, baja, keramik dan industri pengolahan sawit.
"Ketujuh industri tersebut umumnya masih boros menggunakan energi," kata MS Hidayat dalam siaran pers dari Pusat Komunikasi Publik Kemenperin diterima di Jakarta, Senin.
Menperin MS Hidayat menyampaikan sambutan pada Sidang Anggota ke-10 Dewan Energi Nasional (DEN) yang membahas "Program Kebutuhan Energi untuk Sektor Industri" di Ruang Garuda, Kemenperin Jakarta.
Menperin mengatakan program efisiensi energi merupakan prioritas pengembangan industri sebagaimana telah dilakukan pada pengembangan kendaraan bermotor.
"Kendaraan bermotor mulai dikembangkan dengan teknologi rendah emisi karbon seperti mobil listrik, hybrid fan bio fuel yang akan mengurangi emisi sekaligus menghemat bahan bakar minyak," tuturnya.
Menurut Menperin, penggunaan energi sangat berpengaruh pada emisi gas rumah kaca. Pengurangan emisi karbon akan berkontribusi dalam penurunan emisi gas rumah kaca.
Menperin mengatakan sektor industri merupakan pengguna energi terbesar yaitu 49,4 persen dari konsumsi energi nasional.
"Energi telah menjadi kebutuhan dasar dalam pembangunan industri. Karena itu, pemenuhan energi untuk mencapai pertumbuhan industri sangat penting," katanya.
"Ketujuh industri tersebut umumnya masih boros menggunakan energi," kata MS Hidayat dalam siaran pers dari Pusat Komunikasi Publik Kemenperin diterima di Jakarta, Senin.
Menperin MS Hidayat menyampaikan sambutan pada Sidang Anggota ke-10 Dewan Energi Nasional (DEN) yang membahas "Program Kebutuhan Energi untuk Sektor Industri" di Ruang Garuda, Kemenperin Jakarta.
Menperin mengatakan program efisiensi energi merupakan prioritas pengembangan industri sebagaimana telah dilakukan pada pengembangan kendaraan bermotor.
"Kendaraan bermotor mulai dikembangkan dengan teknologi rendah emisi karbon seperti mobil listrik, hybrid fan bio fuel yang akan mengurangi emisi sekaligus menghemat bahan bakar minyak," tuturnya.
Menurut Menperin, penggunaan energi sangat berpengaruh pada emisi gas rumah kaca. Pengurangan emisi karbon akan berkontribusi dalam penurunan emisi gas rumah kaca.
Menperin mengatakan sektor industri merupakan pengguna energi terbesar yaitu 49,4 persen dari konsumsi energi nasional.
"Energi telah menjadi kebutuhan dasar dalam pembangunan industri. Karena itu, pemenuhan energi untuk mencapai pertumbuhan industri sangat penting," katanya.
Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2013
Tags: