Jakarta (ANTARA News) - "Allah swt melaknat orang yang menyiksa dan mengurung hewan"- Hadits Nabi saw.
Dikisahkan,seorang ibu yang tengah duduk memangku kedua anaknya yang masih balita. Seseorang kebetulan lewat merasa iba dan memberikan tiga butir kurma padanya. Lalu sang ibu memberikan satu kurma untuk anaknya yang besar, kemudian satu kurma lagi diberikan kepada anak yang kecil. Lalu kurma ketiga akan dimakan oleh si ibu. Namun tiba-tiba putranya yang besar meminta kurma itu, karena kurmanya tadi sudah habis. Si ibupun tidak jadi memakannya dan menyerahkan kurma itu kepada si buah hati.
Rasulullah saw mengetahui kejadian itu, beliau ber kata: "Si Ibu itu masuk syurga, karena memberikan kasih sayang kepada anaknya".
Kasih sayang merupakan sifat dasar manusia, bukankah manusia terlahir diawali dari hubungan kasih sayang antara dua makhluk laki-laki dan perempuan. Namun, bisa saja satu lingkungan buruk kemudian mengubah perilaku seseorang, sehingga ia menjadi kasar, bahkan besifat kejam kepada siapapun juga.
Suatu ketika Rasulullah saw didatangi oleh cucu-cucu beliau Hasan dan Husain yang habis bermain di pasir. Kebetulan seorang Arab Badui bernama Aqra bin Habis, menyaksikan peristiwa itu dan berkomentar, "Saya punya cucu sepuluh orang, tapi saya tidak pernah menciumi mereka".
Mendengar ucapan orang itu Rasulullah saw marah dan berkata:"Aku tidak sanggup menumbuhkan kasih sayang di hatimu, bagaimana jika Allah swt mencabutnya. Siapa yang tidak mengasihi yang di bumi, tidak akan dikasihi oleh yang di langit".
Rasulullah saw dikenal bersifat penyayang kepada makhluk Allah swt, apalagi terhadap keluarga sendiri.
Simaklah bagaimana beliau memanggil istirinya Aisyah dengan sebutan humaira (yang kemerahan), panggilan mesra yang menyenangkan hati sang isteri. Bahkan Rasulullah saw pernah sujud lama sekali, sehingga sahabat mengira sedang turun wahyu. Namun rupanya sang cucu menaiki punggungnya, dan beliau tidak ingin menganggu keinginan cucu tercinta tersebut.
Rasulullah saw pernah menangis saat putranya Ibrahim wafat, sehingga Abdurrahman bin Auf bertanya, mengapa beliau saw menangis. "Ini adalah tangisan kasih sayang wahai Ibn Auf"
Rasul melanjutkan pembicaraannya: "Sungguh mata ini berlinang, hati ini sedih, namun kami tidak mengucapkan kata-kata kecuali yang diridhai oleh Allah. Sungguh kami sangat sedih berpisah dengan engkau wahai Ibrāhīm.”
Ramadhan mengajarkan kepada kita untuk berkasih sayang sesama orang beriman. Kita rasakan bagaimana perihnya lapar saat menjelang berbuka, namun ingatlah bahwa kaum fakir miskin hampir setiap hari telah merasakannya.Empati ini tentu akan mengetuk sanubari kita untuk saling berbagi.
Hiasilah rumahmu dengan melati
Hidangkan di meja si lapis legit
Kasihilah makhluk yang ada di bumi
Engkauakan dikasihi Yang di Langit
Kasih Sayang
15 Juli 2013 08:17 WIB
Ilustrasi (ANTARA/Yudhi Mahatma)
Pewarta: TifatulSembiring
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2013
Tags: