Manokwari, Papua Barat (ANTARA) - Wakil Menteri Pertanian Harvick Hasnul Qolbi menyerahkan bantuan berupa peralatan dan mesin pertanian (alsintan) kepada petani di Kabupaten Manokwari, Provinsi Papua Barat.

"Bantuan ini untuk memacu peningkatan produksi petani di Manokwari," kata Harvick usai menghadiri panen raya di Distrik Prafi, Manokwari, Sabtu.

Bantuan alat dan mesin pertanian (alsintan) tersebut untuk panen berupa tiga unit kombine harvester besar dan lima unit power thresher, 1.000 bibit kopi, dana pengembangan jagung wilayah khusus di Kabupaten Manokwari senilai Rp1,6 miliar, dan buku tabungan.

Wamentan juga menyerahkan bantuan alsintan dari Pemerintah Provinsi Papua berupa dua unit traktor roda dua, dua unit cultivator, lima unit pompa air, dan 10 unit handsprayer.

“Pascapandemi COVID-19, pemerintah terus memacu dan memotivasi masyarakat terutama para petani untuk menjaga stabilitas pangan. Dari Kementan anggaran terus dikucurkan untuk refocusing hal tersebut,” kata Harvick.

Baca juga: Wamentan tinjau pasokan komoditas pangan di Pasar Wosi Manokwari

Ia mengatakan saat ini Kementan fokus untuk meningkatkan kedaulatan pangan. Demi menciptakan tersebut, tentu daerah-daerah harus memiliki ketahanan pangan yang sangat berpengaruh pada ketahanan nasional.

Pemerintah juga memberi perhatian khusus terhadap masa depan petani di Indonesia, karena generasi muda yang menjadi petani saat ini semakin sedikit. Dari 33 juta petani di Indonesia, hanya 2,7 juta yang merupakan petani muda atau petani milenial.

"Setelah dilantik jadi Wamentan, saya sudah keliling lebih dari 300 daerah. Kesulitan-kesulitan selalu bermuara ke hal yang sama seperti distribusi, tidak merata pembagian benih dan bibit, ketersediaan pupuk,” ujarnya.

Bupati Manokwari Hermus Indou juga memaparkan kondisi dan kendala pertanian di Kabupaten Manokwari, namun kondisi ketahanan pangan di kabupaten ini masih stabil, kebutuhan bahan pangan masih dapat dipenuhi.

Namun saat ini Pemkab Manokwari belum mampu mengoptimalkan lahan sawah yang memiliki potensi seluas 10.250 hektare, dan baru 1.223 hektare yang dikelola, sehingga 9.000 hektare belum dioptimalkan.

“Mudah-mudahan ke depan dengan kolaborasi, kita mampu optimalkan 9.000 hektare sehingga Kabupaten Manokwari bisa mencukupi berasnya,” ujar Hermus.

Ia menambahkan kebutuhan Manokwari lainnya adalah kurangnya benih yang tersertifikasi, ketersediaan pupuk subsidi maupun nonsubsidi, terbatasnya ketersediaan pupuk organik, kekurangan alsintan dan jaringan irigasi yang belum optimal.

Baca juga: Wamentan minta Polbangtan Manokwari cetak petani milenial
Baca juga: Kementan optimalkan lahan kelapa sawit genjot produksi jagung