BPBD Semarang siap antisipasi rob tinggi Pantura
2 Desember 2023 21:34 WIB
Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu (berkerudung), didampingi Kepala BPBD Kota Semarang Endro P Martanto, saat memantau pembersihan saluran di Semarang, Selasa (28/11/2023). (ANTARA/Zuhdiar Laeis)
Semarang (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Semarang, Jawa Tengah, telah menyiapkan antisipasi potensi rob yang diperkirakan mencapai ketinggian satu meter di wilayah Pantai Utara (Pantura) Jawa pada Desember 2023.
Kepala BPBD Kota Semarang Endro Pudyo Martanto, di Semarang, Sabtu, mengatakan prediksi BMKG dari Stasiun Maritim Tanjung Emas itu telah diterima dan telah ditindaklanjuti dengan langkah kesiapsiagaan.
"Kami selalu berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum (DPU) dan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana. Operasional pompa-pompa 'on', semua berjalan sesuai dengan kebutuhan," katanya.
Menurut dia, pembersihan saluran air juga telah dilakukan jauh-jauh hari, yakni sejak periode Juni 2023 atau saat masih musim kemarau hingga sekarang.
Hingga saat ini, kata dia, BPBD bersama sejumlah instansi terkait seperti DPU dan BBWS Pemali Juana terus berkoordinasi.
"Kami sudah melakukan pembersihan saluran secara intens dan ini terus dilakukan, terutama yang banyak sampah. Dengan begitu seluruh aliran khususnya yang mengarah ke kali (sungai) Tenggang maupun Sringin lancar," katanya.
Baca juga: Sejumlah wilayah di Kota Semarang tergenang banjir
Apalagi, kata dia, dalam beberapa waktu lalu terjadi gangguan fungsi di rumah pompa Sungai Tenggang dan Sringin yang diakibatkan oleh sampah, terutama ranting-ranting pohon yang merusak propeller atau baling-baling.
"Antisipasi sudah dijalankan karena melihat dari pengalaman awal-awal hujan turun dengan intensitas tinggi, sempat ada genangan di beberapa titik Pantura," ujarnya.
Endro mengatakan bahwa prakiraan BMKG mengenai potensi rob tersebut juga telah disampaikan ke Wali Kota Semarang yang langsung turun aktif mengontrol dan memimpin pantauan di lapangan.
"Selain pompa, dari kami sendiri ada logistik kedaruratan. Intinya dari kami siap sewaktu-waktu warga yang terdampak rob misalnya, baik logistik kedaruratan makanan maupun dapur umum sudah siap," ujarnya.
Meski demikian, ia mengingatkan bahwa upaya antisipasi dan penanganan bencana hidrometeorologi tak bisa dilakukan oleh pemerintah sendirian, melainkan juga membutuhkan peran masyarakat.
Oleh karena itu, ia berharap masyarakat dapat saling mengingatkan, misalnya dengan tidak membuang sampah sembarangan di sungai.
"Mumpung masih ada waktu mari kita sama-sama selalu aktif terkait dengan kepedulian lingkungan. Dan yang penting masyarakat tidak usah panik," katanya menegaskan.
Sebagai informasi, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi pada awal Desember 2023 ini akan terjadi fenomena rob dengan ketinggian mencapai sampai satu meter.
Stasiun Meteorologi Maritim Tanjung Emas Semarang memprediksi pada awal musim hujan ada peningkatan ketinggian air pasang laut.
Kenaikan air laut diprediksi akan mulai terjadi sekitar tanggal 2 sampai dengan 5 Desember, dan tanggal 18 hingga tanggal 21 Desember 2023.
Baca juga: Banjir rob berpeluang melanda sejumlah daerah hingga awal Desember
Baca juga: Pushidrosal tekankan pentingnya edukasi publik tentang banjir rob
Kepala BPBD Kota Semarang Endro Pudyo Martanto, di Semarang, Sabtu, mengatakan prediksi BMKG dari Stasiun Maritim Tanjung Emas itu telah diterima dan telah ditindaklanjuti dengan langkah kesiapsiagaan.
"Kami selalu berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum (DPU) dan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana. Operasional pompa-pompa 'on', semua berjalan sesuai dengan kebutuhan," katanya.
Menurut dia, pembersihan saluran air juga telah dilakukan jauh-jauh hari, yakni sejak periode Juni 2023 atau saat masih musim kemarau hingga sekarang.
Hingga saat ini, kata dia, BPBD bersama sejumlah instansi terkait seperti DPU dan BBWS Pemali Juana terus berkoordinasi.
"Kami sudah melakukan pembersihan saluran secara intens dan ini terus dilakukan, terutama yang banyak sampah. Dengan begitu seluruh aliran khususnya yang mengarah ke kali (sungai) Tenggang maupun Sringin lancar," katanya.
Baca juga: Sejumlah wilayah di Kota Semarang tergenang banjir
Apalagi, kata dia, dalam beberapa waktu lalu terjadi gangguan fungsi di rumah pompa Sungai Tenggang dan Sringin yang diakibatkan oleh sampah, terutama ranting-ranting pohon yang merusak propeller atau baling-baling.
"Antisipasi sudah dijalankan karena melihat dari pengalaman awal-awal hujan turun dengan intensitas tinggi, sempat ada genangan di beberapa titik Pantura," ujarnya.
Endro mengatakan bahwa prakiraan BMKG mengenai potensi rob tersebut juga telah disampaikan ke Wali Kota Semarang yang langsung turun aktif mengontrol dan memimpin pantauan di lapangan.
"Selain pompa, dari kami sendiri ada logistik kedaruratan. Intinya dari kami siap sewaktu-waktu warga yang terdampak rob misalnya, baik logistik kedaruratan makanan maupun dapur umum sudah siap," ujarnya.
Meski demikian, ia mengingatkan bahwa upaya antisipasi dan penanganan bencana hidrometeorologi tak bisa dilakukan oleh pemerintah sendirian, melainkan juga membutuhkan peran masyarakat.
Oleh karena itu, ia berharap masyarakat dapat saling mengingatkan, misalnya dengan tidak membuang sampah sembarangan di sungai.
"Mumpung masih ada waktu mari kita sama-sama selalu aktif terkait dengan kepedulian lingkungan. Dan yang penting masyarakat tidak usah panik," katanya menegaskan.
Sebagai informasi, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi pada awal Desember 2023 ini akan terjadi fenomena rob dengan ketinggian mencapai sampai satu meter.
Stasiun Meteorologi Maritim Tanjung Emas Semarang memprediksi pada awal musim hujan ada peningkatan ketinggian air pasang laut.
Kenaikan air laut diprediksi akan mulai terjadi sekitar tanggal 2 sampai dengan 5 Desember, dan tanggal 18 hingga tanggal 21 Desember 2023.
Baca juga: Banjir rob berpeluang melanda sejumlah daerah hingga awal Desember
Baca juga: Pushidrosal tekankan pentingnya edukasi publik tentang banjir rob
Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2023
Tags: