Palu (ANTARA News) - Gubernur Sulawesi Tengah Longki Djanggola mengatakan petani dan nelayan masih susah mengakses ke perbankan sehingga mereka pun kesulitan mengembangkan usahanya.
"Ini harus dicarikan solusinya bersama agar petani kita tidak terus miskin," kata Longki saat memberikan sambutan pada acara serah terima jabatan Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sulawesi Tengah di Palu, Jumat.
Dia juga meminta kalangan perbankan di wilayahnya untuk memberikan solusi tersebut agar bisa menurunkan tingkat kemiskinan dan pengangguran di Sulawesi Tengah.
Sulawesi Tengah merupakan daerah yang mengandalkan sektor pertanian untuk mendongkrak pendapatan asli daerah selain sektor tambang.
Kakao, cengkih, kelapa sawit, dan hasil laut merupakan komoditas unggulan Sulawesi Tengah, dan sebagian besar penduduk provinsi ini bekerja di sektor pertanian.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pengeluaran petani Sulawesi Tengah pada Desember 2012 masih tinggi sehingga kesejahteraannya masih rendah.
Hal itu terbukti dengan nilai tukar petani (NTP) Provinsi Sulawesi Tengah pada Desember 2012 sebesar 97,16 persen, atau turun 0,20 persen dibandingkan November 2012 yang mencapai 97,36 persen.
Nilai tukar petani sendiri adalah perbandingan indeks harga yang diterima petani terhadap indeks harga yang harus dibayarnya. Indeks harga itu ditentukan dalam persentase.
Sebelumnya Bank Indonesia mengemukakan akses masyarakat Sulawesi Tengah masih rendah, dan itu terbukti dari rendahnya kepemilikan rekening bank.
Jumlah rekening kredit di Sulawesi Tengah hingga triwulan IV/2012 sebanyak 218.955 rekening, atau sedikit menurun dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang mencapai 219.168 rekening.
Adapun rasio rekening kredit terhadap jumlah penduduk Sulawesi Tengah sebesar 8,31persen. Artinya baru satu dari 12 orang di Sulawesi Tengah yang telah berhubungan dengan bank atau telah menikmati fasilitas kredit dari bank.
Menurut Pejabat Bank Indonesia Sulawesi Tengah, Wuryanto, kondisi itu mencerminkan bahwa jumlah penduduk Sulawesi Tengah yang telah memiliki akses kredit ke perbankan masih relatif rendah.
Dia mengatakan penyebab utama masih rendahnya jumlah masyarakat yang memperoleh akses terhadap layanan kredit perbankan antara lain masih kentalnya stigma masyarakat akan sulitnya mengkases kredit di bank.
Masyarakat khususnya pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) menginginkan dapat kredit secara cepat dan dengan persyaratan yang mudah.
Di sisi lain, kata Wuryanto, perbankan harus mematuhi segala aturan tentang prinsip kehati-hatian.
Dia berharap komunikasi yang baik antara perbankan dan masyarakat dapat memersempit jurang perbedaan pola pikir ini.
Petani sulit mengakses perbankan
12 Juli 2013 20:34 WIB
Ilustrasi akses petani dan nelayan terhadap perbankan (ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma)
Pewarta: Riski Maruto
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2013
Tags: