Jeddah (ANTARA News) - Memasuki bulan Ramadhan, ditambah ramainya musim pernikahan dan libur musim panas, membuat harga daging sapi dan domba di Saudi Arabia melambung tinggi.

Apalagi banyak warga Kuwait yang membeli domba dalam jumlah besar dari pasar-pasar di Saudi karena adanya peraturan tentang transportasi ternak membuat mereka nekat melintasi perbatasan demi harga daging yang lebih murah di Saudi dibanding di negara mereka.

Arabnews melaporkan faktor lain yang menyebabkan harga domba melonjak adalah kurangnya pekerja asing, terutama yang berasal dari Sudan yang bekerja di sektor peternakan karena mereka sibuk mengatur repatriasi atau legalisasi status pekerja mereka setelah pengumuman amnesti bagi ekspatriat ilegal.

Harga domba lokal naik 40 persen sejak awal Ramadhan dan permintaan pasar diperkirakan akan terus naik.

Harga 10 kilogram domba Naimi dipatok seharga 1.200 Riyal atau Rp3.193.176 sebelum Ramadhan, tapi sekarang naik menjadi Rp4.257.568.

Jenis domba lokal lain seperti Baladi yang dulunya seharga 700 Riyal atau Rp1.862.686 sekarang jadi 1.000 Riyal atau Rp2.660.980.

Jenis Najd yang sangat digemari di Riyadh dijual 1.700 Riyal atau Rp4.523.666. Sementara jenis Harri yang berbulu putih yang dulu dijual 1.000 Riyal menjadi 1.300 Riyal atau Rp3.459.274.

Kenaikan harga daging saat Ramadhan tahun ini benar-benar mengkhawatirkan karena sudah mencapai level harga saat perayaan Idul Adha di mana permintaan domba naik karena ritual korban.

Permintaan pasar di Saudi naik pesat karena banyak warga Saudi yang bersedekah pada mereka yang kurang beruntung terutama pada pekerja asing yang bekerja menjadi buruh kasar.

Selain itu, warga Saudi juga sering memberi masakan jadi berupa masakan lengkap dengan daging sapi dan domba.