Mimika, Papua Tengah (ANTARA) - PT Barata Indonesia (Persero) berhasil mengembangkan reaktor biodiesel dengan kandungan bahan bakar nabati sebesar 100 persen atau B100.

Direktur Utama Barata Tjetjep Nirwan Mustofa melalui keterangan tertulis yang diterima di Mimika, Papua Tengah, Jumat, memastikan reaktor biodiesel B100 segera diserahterimakan dan siap berproduksi.

Menurut dia, hal itu tersebut merupakan upaya perseroan dalam rangka mengindustrialisasi sebuah inovasi guna mendukung program pemerintah memenuhi kebutuhan energi alternatif dalam negeri yang ramah lingkungan.

"B100 adalah energi masa depan Indonesia. Ini adalah peluang besar bagi Barata sebagai BUMN manufaktur untuk menciptakan nilai tambah melalui hilirisasi sawit dengan produk akhir yang mampu memperkuat ketahanan energi nasional," ujar Tjetjep.

Pengujian kapasitas penuh enam reaktor B100 telah dilakukan beberapa waktu lalu. Uji coba dihadiri antara lain CEO Minamas Plantation Adi Wira Abd Razak, para inventor reaktor B100, dan sejumlah tenaga teknis dari Badan Standardisasi Industri dan Penyegar (BSIP) Tanaman Industri.

Adi Wira menyatakan kepuasannya atas hasil pembangunan enam reaktor B100 dengan kapasitas impresif, yakni 3.000 liter per enam jam. Hal ini semakin mengukuhkan posisi Indonesia dalam pengembangan energi terbarukan.

"Kami sangat senang melihat keberhasilan uji coba ini dan menyaksikan kemajuan signifikan dalam pengembangan reaktor B100. Ini adalah langkah konkret dalam mewujudkan visi Indonesia sebagai pemimpin di bidang energi terbarukan," kata Adi.

Reaktor B100 merupakan alat yang digunakan untuk mengubah CPO (crude palm oil) menjadi menjadi bahan bakar yang ramah lingkungan dengan bahan dasar minyak nabati atau lemak hewani melalui proses esterifikasi atau transesterifikasi.

Dengan proses tersebut, maka biodiesel atau bahan bakar alternatif yang dihasilkan akan lebih ramah lingkungan karena menghasilkan emisi yang lebih rendah 48 persen dibandingkan dengan bahan bakar fosil.

Komitmen Barata dalam menghadirkan produk yang ramah lingkungan, berdaya saing dan memiliki nilai kemanfaatan bagi masyarakat merupakan wujud kesiapan perseroan sebagai BUMN Industri Manufaktur mengambil peran utama dalam pengembangan energi terbarukan Tanah Air.

Baca juga: Berkat Biodiesel, Emisi Turun 27,8 Juta CO2e Sepanjang 2022
Baca juga: Pertamina: 119 Terminal BBM distribusi biodiesel B35 per Agustus 2023
Baca juga: Kementerian ESDM lakukan uji coba bahan bakar nabati B40