Jakarta (ANTARA) - Ahli Infeksi dan Penyakit Tropis Pada Anak RSUD Jayapura Dokter Irma Rezky Ratu memastikan bahwa hingga saat ini infeksi cacar monyet (Mpox) tidak terdeteksi pada anak-anak di Indonesia.

"Dari total 59 kasus di Indonesia, Mpox hanya ditemukan pada orang dewasa laki-laki dan tidak ditemukan pada anak-anak," kata Irma dalam diskusi daring di Jakarta, Jumat.

Lebih lanjut dia menegaskan sementara ini belum ada bukti yang menunjukkan adanya kasus Mpox pada anak-anak.

Namun, secara teoritis anak-anak juga berpotensi terpapar virus tersebut dari orang dewasa laki-laki yang aktif secara seksual sesama jenis dan terinfeksi.

Pasalnya, penularan Mpox tidak hanya terjadi lewat kontak seksual, tetapi juga dapat menyebar melalui droplet serta kontaminasi dari permukaan benda yang terinfeksi.

"Anak-anak dapat terinfeksi melalui transmisi dari manusia ke manusia, bahkan tanpa adanya kontak seksual yang terjadi," ujar Irma.

Baca juga: Ahli ungkap ciri-ciri lesi infeksi Mpox
Baca juga: Penanganan cacar monyet lebih mudah dari COVID-19


Kendati hingga kini belum ada laporan kasus Mpox pada anak-anak, dia menyarankan pentingnya dilakukan penelitian lebih lanjut guna memahami secara lebih baik potensi penularan dan langkah-langkah pencegahan yang dapat diambil guna melindungi infeksi di kelompok usia tersebut.

"Penelitian lanjutan diharapkan akan menjadi dasar bagi upaya pencegahan yang lebih efektif dan perlindungan terhadap kesehatan anak-anak di masa yang akan datang," katanya.

Pada Selasa (28/11), Kementerian Kesehatan mengonfirmasi jumlah kasus cacar monyet atau Mpox di Indonesia mencapai 59 kasus, dengan 36 kasus di antaranya telah sembuh.

Kemenkes juga tengah melakukan pembelian 4.000 dosis vaksin Mpox guna mengantisipasi adanya estimasi kasus yang dapat mencapai lebih dari 3.000 kasus pada tahun ini.

Baca juga: Dua warga Kota Bogor terpapar cacar monyet, kini diisolasi mandiri
Baca juga: Tujuh dari 11 pasien cacar monyet di Jakbar sembuh