IHSG ditutup melemah seiring pasar cermati data ekonomi China
1 Desember 2023 17:22 WIB
Karyawan melintas di depan layar pergerakan perdagangan saham di mining hall gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta (24/11/2023). ANTARA FOTO/M Riezko Bima Elko Prasetyo/sgd/rwa.
Jakarta (ANTARA) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat sore ditutup melemah seiring pelaku pasar masih mencermati data perekonomian China.
IHSG ditutup melemah 20,83 poin atau 0,29 persen ke posisi 7.059,91. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 9,67 poin atau 1,04 persen ke posisi 939,70.
“Jelang akhir pekan, IHSG terpengaruh dari tekanan eksternal. Dari eksternal bursa regional Asia bergerak melemah sehubungan dengan sikap pelaku pasar yang terus menilai prospek ekonomi China,” kata Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Jumat.
Dari mancanegara, berdasarkan hasil survei swasta menunjukkan bahwa aktivitas manufaktur China secara tak terduga meningkat pada November 2023, atau bertentangan dengan data resmi yang menunjukkan kontraksi selama dua bulan berturut-turut.
Pasar menantikan sikap pemerintah China, yang hingga saat ini pasar masih terpecah mengenai otoritas China perlukah melonggarkan kebijakan lebih lanjut untuk mendukung pemulihan ekonomi yang rapuh.
Dari dalam negeri, S&P Global mencatat Purchasing Manager’s Index (PMI) Manufaktur Indonesia menguat ke level 51,7 pada November 2023, atau meningkat 0,2 poin dari 51,5 pada Oktober 2023.
Kenaikan ini memberikan indikasi pesanan baru yang akan datang untuk barang produksi Indonesia kembali naik pada November 2023, yang didukung oleh perbaikan kondisi permintaan dan ekspansi basis pelanggan.
Dibuka melemah, IHSG betah di teritori negaitif sampai penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG masih betah di zona merah hingga penutupan perdagangan saham.
Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, tiga sektor meningkat yaitu dipimpin sektor teknologi sebesar 2,18 persen, diikuti sektor industri dan sektor properti yang masing-masing naik sebesar 1,46 persen dan 0,12 persen.
Sedangkan, delapan sektor turun yaitu sektor barang baku turun paling dalam minus 3,53 persen, diikuti sektor kesehatan dan sektor barang konsumen primer yang masing- masing turun sebesar 2,43 persen dan 1,48 persen.
Saham-saham yang mengalami penguatan terbesar yaitu PYFA, BBYB, NSSS, GOTO dan ARTO. Sedangkan saham-saham yang mengalami pelemahan terbesar, yakni PURI, AYAM, SILO, AMMN dan DEWI.
Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 1.257.914 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 31,22 miliar lembar saham senilai Rp31,22 triliun. Sebanyak 217 saham naik, 338 saham menurun, dan 204 tidak bergerak nilainya.
Bursa saham regional Asia sore ini antara lain, indeks Nikkei melemah 55,39 poin atau 0,17 persen ke 33.431,50, indeks Hang Seng menguat 212,58 poin atau 1,25 persen ke 16.830,30, indeks Shanghai menguat 1,97 poin atau 0,07 persen ke 3.031,64 indeks Strait Times menguat 17,32 poin atau 0,56 persen ke 3.090,31.
Baca juga: IHSG berpotensi menguat seiring melandainya inflasi PCE AS
Baca juga: IHSG Jumat dibuka melemah 1,50 poin
Baca juga: IHSG ditutup menguat ikuti bursa saham kawasan Asia
IHSG ditutup melemah 20,83 poin atau 0,29 persen ke posisi 7.059,91. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 9,67 poin atau 1,04 persen ke posisi 939,70.
“Jelang akhir pekan, IHSG terpengaruh dari tekanan eksternal. Dari eksternal bursa regional Asia bergerak melemah sehubungan dengan sikap pelaku pasar yang terus menilai prospek ekonomi China,” kata Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Jumat.
Dari mancanegara, berdasarkan hasil survei swasta menunjukkan bahwa aktivitas manufaktur China secara tak terduga meningkat pada November 2023, atau bertentangan dengan data resmi yang menunjukkan kontraksi selama dua bulan berturut-turut.
Pasar menantikan sikap pemerintah China, yang hingga saat ini pasar masih terpecah mengenai otoritas China perlukah melonggarkan kebijakan lebih lanjut untuk mendukung pemulihan ekonomi yang rapuh.
Dari dalam negeri, S&P Global mencatat Purchasing Manager’s Index (PMI) Manufaktur Indonesia menguat ke level 51,7 pada November 2023, atau meningkat 0,2 poin dari 51,5 pada Oktober 2023.
Kenaikan ini memberikan indikasi pesanan baru yang akan datang untuk barang produksi Indonesia kembali naik pada November 2023, yang didukung oleh perbaikan kondisi permintaan dan ekspansi basis pelanggan.
Dibuka melemah, IHSG betah di teritori negaitif sampai penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG masih betah di zona merah hingga penutupan perdagangan saham.
Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, tiga sektor meningkat yaitu dipimpin sektor teknologi sebesar 2,18 persen, diikuti sektor industri dan sektor properti yang masing-masing naik sebesar 1,46 persen dan 0,12 persen.
Sedangkan, delapan sektor turun yaitu sektor barang baku turun paling dalam minus 3,53 persen, diikuti sektor kesehatan dan sektor barang konsumen primer yang masing- masing turun sebesar 2,43 persen dan 1,48 persen.
Saham-saham yang mengalami penguatan terbesar yaitu PYFA, BBYB, NSSS, GOTO dan ARTO. Sedangkan saham-saham yang mengalami pelemahan terbesar, yakni PURI, AYAM, SILO, AMMN dan DEWI.
Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 1.257.914 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 31,22 miliar lembar saham senilai Rp31,22 triliun. Sebanyak 217 saham naik, 338 saham menurun, dan 204 tidak bergerak nilainya.
Bursa saham regional Asia sore ini antara lain, indeks Nikkei melemah 55,39 poin atau 0,17 persen ke 33.431,50, indeks Hang Seng menguat 212,58 poin atau 1,25 persen ke 16.830,30, indeks Shanghai menguat 1,97 poin atau 0,07 persen ke 3.031,64 indeks Strait Times menguat 17,32 poin atau 0,56 persen ke 3.090,31.
Baca juga: IHSG berpotensi menguat seiring melandainya inflasi PCE AS
Baca juga: IHSG Jumat dibuka melemah 1,50 poin
Baca juga: IHSG ditutup menguat ikuti bursa saham kawasan Asia
Pewarta: Muhammad Heriyanto
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2023
Tags: