Jakarta (ANTARA) - Grup teknologi Wartsila akan memasok genset untuk dua pembangkit listrik di Indonesia, yaitu Sumbawa-2 dan Tobelo.

"Kami merasa terhormat telah mendapatkan kontrak memasok peralatan untuk dua pembangkit listrik baru ini. Mesin Wartsila 31DF memiliki efisiensi di kelasnya dan merupakan pilihan untuk proyek-proyek yang mengutamakan fleksibilitas dan keandalan," kata Direktur Bisnis Energi Australasia Wartsila Kari Punnonen dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Jumat.

Pemesanan tersebut telah dilakukan oleh KEPCO E&C, anggota konsorsium KEPCO E&C-Adhi Karya, konsorsium yang membangun pembangkit listrik milik negara, PT PLN (Persero).

Pembangkit Listrik Sumbawa-2 yang berlokasi di Pulau Sumbawa dan Pembangkit Listrik Tobelo di Maluku Utara yang masing-masing akan beroperasi dengan tiga mesin bahan bakar ganda Wartsila 31DF yang menghasilkan output sebesar 30 megawatt (MW).

Pada tahap awal, pembangkit listrik tersebut menggunakan bahan bakar campuran 35 persen biofuel dan 65 persen solar, sejalan dengan program biodiesel Indonesia. Pembangkit tersebut akan beralih menggunakan gas alam ketika sudah tersedia secara lokal.

Oleh karena itu, pembangkit listrik tersebut akan mengurangi emisi karbon sekaligus menyediakan listrik yang handal sehingga dapat berkontribusi pada perjalanan dekarbonisasi di Indonesia.

Baca juga: Perusahaan energi Finlandia dukung net zero emission 2060 di Indonesia

Baca juga: PLN tambah dua stasiun pengisian kendaraan listrik di Pulau Sumbawa


"Setelah memenangkan tender umum untuk proyek-proyek ini, kami membutuhkan mitra yang mampu menghasilkan pembangkit listrik dengan efisiensi tinggi dan andal. Rekam jejak Wartsila di Indonesia sudah sangat baik, dan fleksibilitas bahan bakar mesin Wartsila merupakan pertimbangan penting dalam pemilihannya," kata Executive Senior Vice President KEPCO E&C Il Bae Kim.

Peralatan Wartsila dijadwalkan dikirimkan pada 2024 dan kedua pembangkit listrik tersebut diharapkan dapat beroperasi penuh pada 2025.

Wartsila menyebut platform mesin Wartsila 31 telah menjadi tolok ukur dalam efisiensi pengoperasian. Versi diesel dari mesin itu diakui oleh Guinness World Records sebagai mesin diesel 4-tak paling efisien di dunia.

Untuk versi DF sendiri dapat memastikan keamanan energi operasional melalui fleksibilitas bahan bakar dan peralihan antar bahan bakar yang mulus.

Dengan kemampuan memulai dengan cepat, mencapai beban output penuh hanya dalam dua menit, menjadikan Wartsila 31DF ideal untuk penyeimbangan jaringan listrik dalam sistem yang mengintegrasikan energi dari sumber terbarukan seperti angin dan matahari.

Baca juga: AS dorong pengembangan pembangkit listrik tenaga bayu di NTB

Baca juga: Rasio elektrifikasi desa berlistrik Maluku-Malut dekati 100 persen