Seoul, Korea Selatan (ANTARA/PRNewswire)- Lewat sebuah pembahasan penting di sebuah konferensi yang digelar Korean Society of Ginseng di Seoul pada Oktober lalu, ginseng merah menarik perhatian publik berkat khasiatnya mengurangi efek ketergantungan akibat kecanduan obat. Prof. Oh Sei-kwan dari Ewha Womans University College of Medicine menilai, konsumsi ginseng merah menekan efek ketergantungan secara fisik dan psikologi yang ditimbulkan kecanduan obat, bahkan meredakan gejala putus obat (withdrawal symptom) setelah seseorang tidak lagi mengonsumsi obat-obatan. Setelah isu kecanduan obat secara global semakin serius, riset tersebut semakin mendapat perhatian luas.


Red Ginseng’s Potential as a Natural Treatment for Improving Withdrawal Symptoms and Dependency due to Drug Addiction Proven Scientifically

Menurut "World Drug Report 2023", angka pengguna obat-obatan di seluruh dunia meningkat 23,3% dari 10 tahun lalu, menjadi 296 juta orang pada 2021. Meski obat analgesik, Fentanyl, kerap dijuluki "obat zombi", kini menyasar berbagai lapisan masyarakat, bahkan remaja. Tren tersebut sangat mengkhawatirkan. Ketika belum ada penawar yang menyingkirkan bahaya kecanduan obat, maka riset tentang khasiat ginseng merah dalam mengatasi ketergantungan obat patut mendapat perhatian.




Tim riset Prof. Oh, setelah melakukan eksperimen pada tikus, membuktikan bahwa kelompok tikus yang mengonsumsi ginseng merah menunjukkan perubahan perilaku hingga 50%. Hal ini mengindikasikan ketergantungan fisik tikus ketimbang kelompok kontrol saat mengonsumsi morfin. Di sebuah lokasi eksperimen yang telah dikondisikan untuk mengevaluasi ketergantungan psikologis, kelompok tikus yang mengonsumsi ginseng merah memiliki skor tiga kali lebih rendah dari kelompok kontrol, atau secara drastis mengurangi ketergantungan psikologis yang ditimbulkan kecanduan obat.




Di sisi lain, riset ini mengungkap keterkaitan antara ginseng merah dan detoksifikasi pada hati. Kadar glutathione dalam hati, berkaitan dengan detoksifikasi, menunjukkan peningkatan pada kelompok tikus yang mengonsumsi ginseng merah. Padahal, kadar glutathione sempat menurun akibat kecanduan morfin. Hal tersebut menunjukan khasiat sekitar 90% dibandingkan kelompok kontrol.




Khasiat ginseng merah meningkatkan fungsi hati terus dikaji. Pada Oktober lalu, di sebuah konferensi akademik yang digelar Korean Society of Food Science and Nutrition di Busan, sejumlah temuan penting dipaparkan mengenai manfaat ginseng merah mengatasi penyakit perlemakan hati nonalkohol (non-alcoholic fatty liver). Eksperimen pada manusia yang melibatkan 94 pasien menunjukkan, konsumsi ginseng merah dapat meningkatkan bakteri saluran pencernaan (gut microbiota), menambah bakteri bermanfaat, serta menekan jumlah bakteri berbahaya. Dengan demikian, hal tersebut menyembuhkan kerusakan hati.




Riset ini secara ilmiah membuktikan manfaat ginseng merah dalam mengobati ketergantungan obat, serta menunjukkan potensinya sebagai obat natural untuk ketergantungan zat tertentu sehingga menjadi perkembangan penting.




SOURCE The Korean Society of Ginseng