SDA DKI siapkan satgas siaga operasional pompa untuk antisipasi banjir
30 November 2023 20:49 WIB
Pemerintah Kota Jakarta Barat (Pemkot Jakbar) menyimulasikan kesiapsiagaan menjelang musim hujan di Waduk Perumahan Citra 8, Kelurahan Pengadungan, Kalideres, Selasa (28/11/2023). ANTARA/Risky Syukur
Jakarta (ANTARA) - Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI menyiapkan satuan tugas (satgas) siaga operasional pompa baik tetap (stasioner) maupun bergerak (mobile) sebagai upaya menghadapi musim hujan dan penanggulangan banjir. "Penanganan genangan yang dilakukan Dinas SDA Provinsi DKI Jakarta adalah menyiagakan satgas di lapangan dan operasional pompa," kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas SDA Provinsi DKI Jakarta Ika Agustin Ningrum di Jakarta, Kamis.
Selain itu, Pemprov DKI Jakarta juga terus meningkatkan koordinasi dengan seluruh pihak, seperti Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Dinas Lingkungan Hidup (DLH), para wali kota, camat, lurah, hingga RT/RW serta pihak pemangku kepentingan terkait lainnya untuk penanganan banjir.
Pemprov DKI Jakarta juga terus menyiapkan ragam langkah kesiapsiagaan dalam menghadapi musim hujan. Sinergi antar perangkat daerah dilakukan untuk memastikan penanggulangan banjir dapat berjalan optimal.
Sarana dan prasarana penanganan banjir yang disiagakan oleh Dinas SDA Provinsi DKI Jakarta, lanjut Ika, yaitu pompa tetap sebanyak 578 unit di 202 lokasi, alat berat sebanyak 251 unit, pompa mobile sebanyak 557 unit, pintu air sebanyak 845 unit di 589 lokasi, dan pasukan biru sebanyak 4.189 personel.
"Kami turut mengimbau sekaligus menyosialisasikan kepada seluruh pemangku kepentingan dan masyarakat melalui media sosial, serta ajakan kepada masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan, seperti membersihkan saluran air, mulai dari selokan depan rumah hingga kanal/sungai, dan tidak membuang sampah sembarangan," jelas Ika.
Sementara itu, Kepala BPBD Provinsi DKI Jakarta Isnawa Adji mengatakan telah menyiagakan 26 petugas penanggulangan bencana atau tim reaksi cepat (TRC) pada setiap kelurahan di Jakarta. Hal ini sebagai upaya percepatan koordinasi dan penanganan bencana.
BPBD DKI Jakarta terus menyebarluaskan informasi cuaca terkini dan kondisi Tinggi Muka Air (TMA) kepada masyarakat melalui kanal media sosial maupun lewat laman https://bpbd.jakarta.go.id/.
"Kami juga memberikan informasi peringatan dini terkait kenaikan tinggi muka air (TMA) melalui Disaster Early Warning System (DEWS) dan SMS Blast, serta peringatan dini cuaca melalui laman, media sosial, WhatsApp Group dan kanal Telegram agar masyarakat waspada," ujar Isnawa.
Tak hanya itu, jajaran BPBD DKI Jakarta juga melakukan pengecekan sarana-prasarana penanggulangan banjir meliputi tenda, perahu, ring buoys (ban penyelamat), jaket, dan pelampung. Para personel juga melakukan simulasi pendirian tenda di 25 kelurahan rawan banjir serta beberapa kelurahan yang berpotensi rawan banjir.
Berdasarkan peta sebaran curah hujan Jabodetabek yang dikeluarkan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sejak 29 November 2023 pukul 07.00 WIB sampai 30 November 2023 pukul 07.00 WIB, menunjukkan terjadinya hujan ekstrem pada Stasiun Hujan/Automatic Weather Station (AWS) IPB Bogor dengan intensitas curah hujan sebesar 168.0 mm/hari.
Hujan sangat lebat juga terpantau melalui Stasiun Klimatologi Jawa Barat sebesar 148.0 mm/hari dan Stasiun Katulampa sebesar 140.4 mm/hari, di mana lokasi pengamatan stasiun hujan tersebut berada di hulu daerah aliran sungai (DAS) Ciliwung.
Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, banjir yang terjadi di beberapa wilayah di DKI Jakarta akibat luapan air Kali Ciliwung. Data dari Dinas Sumber Daya Air (SDA) Provinsi DKI Jakarta mencatat, pada pukul 24.00 WIB Peilschaal Depok yang berada di Kali Ciliwung menunjukkan Status Bahaya dengan Tinggi Muka Air (TMA) di angka 356 cm.
Debit air tersebut menjadi kiriman air yang menggenangi sebagian wilayah di DKI Jakarta. Luapan air yang terjadi tersebut dapat dipompa ketika debit air di kali sudah berangsur surut.
Baca juga: Turap Kali Baru rembes sebabkan permukiman warga tergenang
Baca juga: BPBD: Genangan di DKI meluas hingga 69 RT
Baca juga: Sebanyak 45 RT di Jakarta tergenang akibat hujan lebat
Selain itu, Pemprov DKI Jakarta juga terus meningkatkan koordinasi dengan seluruh pihak, seperti Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Dinas Lingkungan Hidup (DLH), para wali kota, camat, lurah, hingga RT/RW serta pihak pemangku kepentingan terkait lainnya untuk penanganan banjir.
Pemprov DKI Jakarta juga terus menyiapkan ragam langkah kesiapsiagaan dalam menghadapi musim hujan. Sinergi antar perangkat daerah dilakukan untuk memastikan penanggulangan banjir dapat berjalan optimal.
Sarana dan prasarana penanganan banjir yang disiagakan oleh Dinas SDA Provinsi DKI Jakarta, lanjut Ika, yaitu pompa tetap sebanyak 578 unit di 202 lokasi, alat berat sebanyak 251 unit, pompa mobile sebanyak 557 unit, pintu air sebanyak 845 unit di 589 lokasi, dan pasukan biru sebanyak 4.189 personel.
"Kami turut mengimbau sekaligus menyosialisasikan kepada seluruh pemangku kepentingan dan masyarakat melalui media sosial, serta ajakan kepada masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan, seperti membersihkan saluran air, mulai dari selokan depan rumah hingga kanal/sungai, dan tidak membuang sampah sembarangan," jelas Ika.
Sementara itu, Kepala BPBD Provinsi DKI Jakarta Isnawa Adji mengatakan telah menyiagakan 26 petugas penanggulangan bencana atau tim reaksi cepat (TRC) pada setiap kelurahan di Jakarta. Hal ini sebagai upaya percepatan koordinasi dan penanganan bencana.
BPBD DKI Jakarta terus menyebarluaskan informasi cuaca terkini dan kondisi Tinggi Muka Air (TMA) kepada masyarakat melalui kanal media sosial maupun lewat laman https://bpbd.jakarta.go.id/.
"Kami juga memberikan informasi peringatan dini terkait kenaikan tinggi muka air (TMA) melalui Disaster Early Warning System (DEWS) dan SMS Blast, serta peringatan dini cuaca melalui laman, media sosial, WhatsApp Group dan kanal Telegram agar masyarakat waspada," ujar Isnawa.
Tak hanya itu, jajaran BPBD DKI Jakarta juga melakukan pengecekan sarana-prasarana penanggulangan banjir meliputi tenda, perahu, ring buoys (ban penyelamat), jaket, dan pelampung. Para personel juga melakukan simulasi pendirian tenda di 25 kelurahan rawan banjir serta beberapa kelurahan yang berpotensi rawan banjir.
Berdasarkan peta sebaran curah hujan Jabodetabek yang dikeluarkan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sejak 29 November 2023 pukul 07.00 WIB sampai 30 November 2023 pukul 07.00 WIB, menunjukkan terjadinya hujan ekstrem pada Stasiun Hujan/Automatic Weather Station (AWS) IPB Bogor dengan intensitas curah hujan sebesar 168.0 mm/hari.
Hujan sangat lebat juga terpantau melalui Stasiun Klimatologi Jawa Barat sebesar 148.0 mm/hari dan Stasiun Katulampa sebesar 140.4 mm/hari, di mana lokasi pengamatan stasiun hujan tersebut berada di hulu daerah aliran sungai (DAS) Ciliwung.
Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, banjir yang terjadi di beberapa wilayah di DKI Jakarta akibat luapan air Kali Ciliwung. Data dari Dinas Sumber Daya Air (SDA) Provinsi DKI Jakarta mencatat, pada pukul 24.00 WIB Peilschaal Depok yang berada di Kali Ciliwung menunjukkan Status Bahaya dengan Tinggi Muka Air (TMA) di angka 356 cm.
Debit air tersebut menjadi kiriman air yang menggenangi sebagian wilayah di DKI Jakarta. Luapan air yang terjadi tersebut dapat dipompa ketika debit air di kali sudah berangsur surut.
Baca juga: Turap Kali Baru rembes sebabkan permukiman warga tergenang
Baca juga: BPBD: Genangan di DKI meluas hingga 69 RT
Baca juga: Sebanyak 45 RT di Jakarta tergenang akibat hujan lebat
Pewarta: Siti Nurhaliza
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2023
Tags: