Jakarta (ANTARA) - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mengungkapkan bahwa pihaknya terus memantau dan melakukan koordinasi dengan Kementerian Kesehatan dalam menyikapi wabah pneumonia misterius yang terjadi di China beberapa waktu belakangan.

"Kami memonitor dan melakukan koordinasi dengan Kementerian Kesehatan soal infeksi saluran pernapasan ini. Kami amati dari berita-berita dan akan terus didalami. Per hari ini, koordinasi kami belum mengarah pada perubahan regulasi karena ini masih sangat awal, namun tentunya akan terus kami pantau," kata Sandiaga di Jakarta, Kamis.

Dalam kesempatan tersebut, Menparekraf kembali mengingatkan kepada masyarakat Indonesia yang tengah bepergian ke luar negeri agar tetap berhati-hati.

Baca juga: Kemenkes minta semua jajaran kesehatan siaga dan waspada pneumonia

Baca juga: China jamin aman didatangi meski kasus pneumonia tengah melonjak


"Seperti sebelumnya, kami menyampaikan bahwa untuk wisatawan Indonesia apalagi yang sedang berwisata ke luar negeri, agar berhati-hati. Kalau di Indonesia, semua dalam keadaan terkendali dan tidak ada yang perlu dikhawatirkan," tegas dia.

Terkait hal tersebut, Menteri Sandiaga menyebutkan pihaknya juga akan mempelajari dan mengevaluasi tingkat kunjungan wisatawan asal China ke Indonesia. Menurut dia, dari sebanyak total 11 juta wisatawan mancanegara yang datang ke Indonesia tahun ini, China telah mencatatkan angka di bawah 200 ribu wisatawan.

“Jadi kalau dilihat di bawah angka 10 persen ini menunjukkan bahwa 2 persen ini bukan angka signifikan. Tetapi, terus akan kami pelajari data-data terakhir karena kami harus mengambil kebijakan berbasis data. Dari pariwisata Tiongkok sendiri memang belum pulih seperti sebelum pandemi. Ekonomi mereka masih lambat dan ada regulasi domestik yang belum mendorong wisatawan untuk ke luar negeri,” papar Sandi.

Meski demikian, Menparekraf Sandi tetap optimistis bahwa target kunjungan wisatawan asal China akan tetap tercapai.

“Kami yakin target kunjungan wisatawan Tiongkok ini tercapai dan pada tahun depan peningkatannya akan kami ukur sesuai dengan data terakhir,” kata Sandiaga Uno menutup penjelasan.

Sebelumnya, Kementerian Kesehatan melalui Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, Imran Pambudi, mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak panik.

Melalui keterangan tertulis, Imran menjelaskan bahwa pneumonia yang saat ini merebak di China pada prinsipnya disebabkan oleh infeksi bakteri Mycoplasma pneumoniae.

Bakteri tersebut diketahui memiliki masa inkubasi panjang sehingga penyebarannya tidak secepat virus penyebab pandemi COVID-19 dengan tingkat fatalitas rendah.

Baca juga: Kemenkes imbau masyarakat tidak panik sikapi wabah pneumonia di China

Baca juga: Kemenkes: Mycoplasma penyebab umum pneumonia dan infeksi pernafasan

Baca juga: Menkes: Wabah pneumonia di China bukan virus baru seperti COVID