Gubernur BI sebut QRIS menyelamatkan Indonesia dari krisis
30 November 2023 16:52 WIB
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo dalam acara Bank Indonesia Bersama Masyarakat (Birama) yang digelar di Gedung Syafruddin Prawiranegara, Jakarta, Kamis (30/11/2023) ANTARA/Bayu Saputra.
Jakarta (ANTARA) - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyampaikan bahwa sistem layanan Quick Response Code Indonesia Standard (QRIS) telah menyelamatkan Indonesia dari krisis saat pandemi COVID-19.
"Alhamdulillah dengan QRIS menyelamatkan Indonesia dari COVID-19," kata Perry dalam acara Bank Indonesia Bersama Masyarakat (Birama) yang digelar di Jakarta, Kamis.
Perry menilai, kehadiran QRIS saat pandemi COVID-19 telah membantu masyarakat agar dapat bertransaksi tanpa harus melakukan kontak fisik, sehingga menekan angka penyebaran virus COVID-19 sekaligus memastikan roda perekonomian tetap berjalan.
Sebagai informasi, QRIS pertama kali diluncurkan oleh BI pada 17 Agustus 2019. Pihak-pihak yang terlibat dalam penggunaan QR Code pembayaran wajib menyesuaikan QR Code yang digunakan sesuai dengan standardisasi QRIS paling lambat tanggal 31 Desember 2019.
Perry menjelaskan, penerapan QRIS sebagai salah satu model pembayaran merupakan bagian dari langkah BI untuk mengembangkan digitalisasi dalam sistem pembayaran di Indonesia. QRIS menjadi tindak lanjut dari Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia (BSPI) 2025.
Selain membantu transaksi sehari-hari, menurut Perry, kehadiran QRIS juga membantu penyaluran bantuan sosial (bansos) pemerintah ke masyarakat di berbagai wilayah di Indonesia.
"Bansos ke seluruh Indonesia, itu penyaluran bantuan sosial menggunakan QRIS, menggunakan juga elektronifikasi," ujar Perry.
Lebih lanjut, penerapan BI-FAST juga menjadi salah satu langkah digitalisasi sistem pembayaran yang menyelamatkan Indonesia dari krisis pandemi. BI-FAST sebagai infrastruktur sistem pembayaran ritel memfasilitasi transfer antarbank dengan biaya yang lebih murah dan aman. Perry menilai hal tersebut sangat membantu masyarakat, khususnya para pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).
Adapun BI telah mencatatkan volume transaksi QRIS yang mencapai 1,596 miliar transaksi per Oktober 2023.
Angka itu diikuti oleh nominal transaksi QRIS yang tumbuh melesat hingga 186,08 persen secara year on year (yoy) mencapai Rp24,97 triliun. Jumlah pengguna QRIS tercatat 43,44 juta dan jumlah merchant QRIS menjadi 29,63 juta yang sebagian besar merupakan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).
BI juga bersinergi dengan industri dan pihak terkait untuk terus meningkatkan edukasi dan literasi terkait keamanan transaksi QRIS, serta memperkuat pengawasan, khususnya pemenuhan aspek Know Your Merchant dan monitoring transaksi. Penguatan infrastruktur pendukung ekosistem QRIS juga dilakukan guna memitigasi risiko penyalahgunaan QRIS atau fraud.
Sebelumnya, Perry menyampaikan rencananya untuk memperluas jangkauan layanan QRIS ke India, Jepang, Tiongkok, hingga Uni Emirat Arab pada 2024 mendatang.
Baca juga: BI rencanakan perluas layanan QRIS ke India hingga Uni Emirat Arab
Baca juga: Bank Mandiri gandeng Taman Safari perluas cakupan transaksi digital
Baca juga: BI: Volume transaksi QRIS capai 1,59 miliar
"Alhamdulillah dengan QRIS menyelamatkan Indonesia dari COVID-19," kata Perry dalam acara Bank Indonesia Bersama Masyarakat (Birama) yang digelar di Jakarta, Kamis.
Perry menilai, kehadiran QRIS saat pandemi COVID-19 telah membantu masyarakat agar dapat bertransaksi tanpa harus melakukan kontak fisik, sehingga menekan angka penyebaran virus COVID-19 sekaligus memastikan roda perekonomian tetap berjalan.
Sebagai informasi, QRIS pertama kali diluncurkan oleh BI pada 17 Agustus 2019. Pihak-pihak yang terlibat dalam penggunaan QR Code pembayaran wajib menyesuaikan QR Code yang digunakan sesuai dengan standardisasi QRIS paling lambat tanggal 31 Desember 2019.
Perry menjelaskan, penerapan QRIS sebagai salah satu model pembayaran merupakan bagian dari langkah BI untuk mengembangkan digitalisasi dalam sistem pembayaran di Indonesia. QRIS menjadi tindak lanjut dari Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia (BSPI) 2025.
Selain membantu transaksi sehari-hari, menurut Perry, kehadiran QRIS juga membantu penyaluran bantuan sosial (bansos) pemerintah ke masyarakat di berbagai wilayah di Indonesia.
"Bansos ke seluruh Indonesia, itu penyaluran bantuan sosial menggunakan QRIS, menggunakan juga elektronifikasi," ujar Perry.
Lebih lanjut, penerapan BI-FAST juga menjadi salah satu langkah digitalisasi sistem pembayaran yang menyelamatkan Indonesia dari krisis pandemi. BI-FAST sebagai infrastruktur sistem pembayaran ritel memfasilitasi transfer antarbank dengan biaya yang lebih murah dan aman. Perry menilai hal tersebut sangat membantu masyarakat, khususnya para pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).
Adapun BI telah mencatatkan volume transaksi QRIS yang mencapai 1,596 miliar transaksi per Oktober 2023.
Angka itu diikuti oleh nominal transaksi QRIS yang tumbuh melesat hingga 186,08 persen secara year on year (yoy) mencapai Rp24,97 triliun. Jumlah pengguna QRIS tercatat 43,44 juta dan jumlah merchant QRIS menjadi 29,63 juta yang sebagian besar merupakan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).
BI juga bersinergi dengan industri dan pihak terkait untuk terus meningkatkan edukasi dan literasi terkait keamanan transaksi QRIS, serta memperkuat pengawasan, khususnya pemenuhan aspek Know Your Merchant dan monitoring transaksi. Penguatan infrastruktur pendukung ekosistem QRIS juga dilakukan guna memitigasi risiko penyalahgunaan QRIS atau fraud.
Sebelumnya, Perry menyampaikan rencananya untuk memperluas jangkauan layanan QRIS ke India, Jepang, Tiongkok, hingga Uni Emirat Arab pada 2024 mendatang.
Baca juga: BI rencanakan perluas layanan QRIS ke India hingga Uni Emirat Arab
Baca juga: Bank Mandiri gandeng Taman Safari perluas cakupan transaksi digital
Baca juga: BI: Volume transaksi QRIS capai 1,59 miliar
Pewarta: Bayu Saputra
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2023
Tags: