Kuala Lumpur (ANTARA) - Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim menyampaikan pesan khusus Hari Solidaritas Internasional untuk Rakyat Palestina yang jatuh pada 29 November 2023.

“Hari ini kita menjadi saksi kekejaman yang tak terlihat dalam beberapa dekade, tindakan tidak manusiawi dari penghancuran dan kekejaman dalam skala yang tidak terbayangkan dilakukan di depan mata dengan impunitas total,” kata Anwar pada kalimat pembuka pesan solidaritas di Kuala Lumpur, Rabu.

Setiap menit, nyawa warga tidak berdosa hilang dan anak-anak menjadi yatim piatu, sementara bayi-bayi dibantai dengan darah dingin. Keluarga kehilangan rumah dan tanah mereka, rumah sakit dan tempat beribadah telah dibom, dan orang tua dipermalukan, kata Anwar.

Generasi demi generasi terus menghadapi masa depan yang suram, ketika penindas mereka terus melanjutkan kebijakan apartheid dan kampanye pembersihan etnik yang brutal.

Politik perampasan itu, ujar dia, harus diakhiri saat ini juga.

Baca juga: Turki akan tingkatkan diplomasi untuk gencatan senjata permanen Gaza

Dalih membela diri tidak dapat membenarkan pengeboman, pembunuhan dan melukai laki-laki, perempuan dan anak-anak tanpa pandang bulu, kata Anwar.

Anwar mengatakan, membuat rakyat Palestina kekurangan pangan, air dan kebutuhan medis dasar jelas kejahatan perang.

Hari Solidaritas Internasional sekali lagi menjadi pengingat menyakitkan bahwa setelah 75 tahun, Palestina belum dapat bebas dari pendudukan brutal. Ini pil pahit yang harus ditelan karena belum ditemukan solusi yang adil dan tepat, tegas Anwar.

Generasi baru dan tua Palestina dihantui oleh kengerian Nakba pada 1948, kata dia.

Menurut dia, aksi kuat dan tegas mendesak dibutuhkan untuk mengakhiri pertumpahan darah mengerikan dan kekejaman yang biadab penuh kebencian terhadap rakyat Palestina.

Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa harus memenuhi tugasnya menjaga perdamaian dan keamanan internasional, seru Anwar.

Baca juga: Utusan Palestina untuk PBB desak gencatan senjata permanen di Gaza

Seluruh negara anggota harus mengikuti resolusi PBB yang relevan dan menegakkan prinsip-prinsip Piagam PBB.

Israel harus bertanggungjawab atas pelanggaran secara terang-terangan terhadap hukum internasional, kata Anwar, menegaskan.

“Malaysia menegaskan kembali dukungan permintaan Negara Palestina untuk memperoleh status keanggotaan penuh di PBB. Akses harus diberikan untuk semua badan-badan yang diberi mandat oleh PBB untuk Wilayah Pendudukan Palestina," kata Anwar.

Sebagai anggota Komite Spesial PBB untuk Investigasi Praktik Israel (SCIIP) dan Komite PBB tentang Pelaksanaan Hak-hak yang Tidak Dapat Dicabut dari Rakyat Palestina (CEIRPP), dia mengatakan Malaysia akan terus berkontribusi memenuhi mandat masing-masing.

Malaysia tidak tergoyahkan mendukung perjuangan Palestina, menunjukkan komitmen kepada perjuangan Palestina, menunjukkan komitmen terhadap keadilan dan kasih sayang, serta mengakui perjuangan panjang rakyat Palestina dalam mendapatkan kebebasan dan penentuan nasib sendiri berdasarkan pendudukan sebelum tahun 1967 dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya, pungkas Anwar.

Baca juga: Sekjen PBB ajak dunia bersatu akhiri pendudukan Palestina oleh Israel