Manado (ANTARA) - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengungkap beberapa alasan menurunkan status aktivitas vulkanik Gunung Karangetang di Pulau Siau, Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulut, dari siaga atau level 3 ke waspada atau level 2.

"Berdasarkan data pengamatan visual aktivitas vulkanik Gunung Karangetang menunjukkan penurunan," kata Kepala PVMBG Hendra Gunawan di Manado, Rabu.

Ia dalam penyampaian penurunan tingkat aktivitas Karangetang yang dibagikan Ketua Pos PGA Karangetang Yudia P Tatipang dalam grup percakapan di Manado, mengatakan, erupsi efusif yang diidentifikasi sebagai lelehan lava dan guguran lava tidak teramati lagi.

Namun demikian, kata dia, kejadian embusan tampak meningkat yang diakibatkan dari pelepasan gas yang masih ada.

Berdasarkan data seismik, jenis gempa guguran yang merupakan indikasi terjadinya erupsi efusif (luncuran lava) sudah menurun. Jika dilihat dari kejadian ini suplai magma telah berkurang.

Data Real Seismic Amplitude Measurement (RSAM) menunjukkan penurunan sejak Senin (27/11). Begitu pula data deformasi (Tiltmeter) terlihat pada sumbu Y dan sumbu X menunjukkan deflasi sehingga aktivitas vulkanik Gunung Karangetang menurun.

Baca juga: Warga diimbau jauhi kawah meski status Karangetang turun jadi waspada

Berdasarkan rekaman anomali panas yang terdeteksi oleh citra satelit Terra dan Aqua di permukaan kawah Gunung Karangetang menunjukkan penurunan berada pada level low atau rendah sejak September 2023.

Berdasarkan pengamatan instrumental, kegempaan periode 1-28 November 2023 terekam lima kali gempa guguran, 90 kali gempa embusan, serta 68 kali gempa hybrid atau fase banyak.

Selain itu, 19 kali gempa vulkanik dalam, empat kali gempa tektonik lokal, dua kali gempa terasa skala II-IV MMI, dan 192 kali gempa tektonik jauh, serta satu kali gempa tremor menerus.

Dia berharap, warga mewaspadai awan panas guguran di mana kubah lava lama masih ada di puncak yang sewaktu-waktu dapat longsor bersamaan dengan keluarnya lava.

Karakteristik awan panas guguran Gunung Karangetang, kata dia, terjadi dari penumpukan material lava yang gugur atau longsor.

Gunung Karangetang erupsi efusif pada Februari 2023, statusnya kemudian dinaikkan menjadi siaga setelah terjadi deretan peningkatan aktivitas vulkanik.

Baca juga: PVMBG turunkan status Karangetang di Pulau Siau jadi waspada
Baca juga: Warga Pulau Siau diharapkan waspadai awan panas guguran Karangetang
Baca juga: PVMBG catat 41 kali gempa embusan Gunung Karangetang