Presiden: Antisipasi semua skenario dan cepat respons perubahan
29 November 2023 21:18 WIB
Tangkapan layar Presiden Joko Widodo bersama Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto saat menghadiri acara Pertemuan Tahunan Bank Indonesia tahun 2023 di Jakarta, Rabu (29/11/2023). ANTARA/Rangga Pandu Asmara Jingga
Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo meminta seluruh pihak terkait mengantisipasi semua skenario yang mungkin terjadi di tengah situasi global saat ini, serta cepat dalam merespons perubahan.
“Yang paling penting antisipasi terhadap semua skenario ke depan. Cepat dalam merespons setiap perubahan,” kata Presiden dalam arahannya pada acara Pertemuan Tahunan Bank Indonesia Tahun 2023 di Jakarta, Rabu malam.
Presiden mengatakan Indonesia harus optimistis, namun tetap harus bijaksana menghadapi perubahan yang super cepat.
“Kita harus prudent (bijaksana) dalam melangkah, tetapi juga jangan terlalu hati-hati, kredit terlalu hati-hati, kredit semuanya terlalu hati-hati, akibatnya kering perputaran di sektor riil,” jelasnya.
Dia meminta para pemangku kepentingan di bidang ekonomi terus memantau inflasi di lapangan, serta cepat menyelesaikan apabila ada masalah.
“Kemudian juga perkuat KSSK (Komite Stabilitas Sistem Keuangan), sering ketemu, sering berbicara untuk menjaga stabilitas sektor keuangan,” kata dia.
Dia mengusulkan agar Gubernur Bank Indonesia bersama Ketua Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Ketua Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) sering bertukar data dengan Menteri Keuangan dan Menko Perekonomian, agar semua pihak bisa merespons dengan cepat perubahan yang ada.
“Minimal seminggu sekali, atau dua minggu sekali ketemu untuk ya ngopi-ngopi bareng kan nggak ada masalah. Nggak usah serius tapi saling bertukar angka, bertukar kalkulasi, bertukar hitungan-hitungan. Karena memang kondisinya kita harus merespons dengan cepat terhadap situasi-situasi yang berubah,” kata dia.
Lebih jauh Presiden mengingatkan, Indonesia juga membutuhkan dorongan dan momentum untuk menjaga terus pertumbuhan.
Dia memandang strategi besar baik dalam hilirisasi industri maupun ekonomi hijau akan menjadi sebuah penggerak ekonomi nasional yang akan membuka lapangan kerja dan meningkatkan nilai tambah yang ada, serta menopang ekonomi yang berkelanjutan.
Baca juga: Jokowi: Tak perlu khawatirkan pemilu karena Indonesia berpengalaman
Baca juga: Presiden ingatkan pemda: APBD harus sinergis dengan kebijakan pusat
Baca juga: Jokowi tolak tanggapi kritik Megawati tentang Orde Baru
Baca juga: Presiden gelar rapat internal di Istana Bogor bersama para menteri
“Yang paling penting antisipasi terhadap semua skenario ke depan. Cepat dalam merespons setiap perubahan,” kata Presiden dalam arahannya pada acara Pertemuan Tahunan Bank Indonesia Tahun 2023 di Jakarta, Rabu malam.
Presiden mengatakan Indonesia harus optimistis, namun tetap harus bijaksana menghadapi perubahan yang super cepat.
“Kita harus prudent (bijaksana) dalam melangkah, tetapi juga jangan terlalu hati-hati, kredit terlalu hati-hati, kredit semuanya terlalu hati-hati, akibatnya kering perputaran di sektor riil,” jelasnya.
Dia meminta para pemangku kepentingan di bidang ekonomi terus memantau inflasi di lapangan, serta cepat menyelesaikan apabila ada masalah.
“Kemudian juga perkuat KSSK (Komite Stabilitas Sistem Keuangan), sering ketemu, sering berbicara untuk menjaga stabilitas sektor keuangan,” kata dia.
Dia mengusulkan agar Gubernur Bank Indonesia bersama Ketua Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Ketua Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) sering bertukar data dengan Menteri Keuangan dan Menko Perekonomian, agar semua pihak bisa merespons dengan cepat perubahan yang ada.
“Minimal seminggu sekali, atau dua minggu sekali ketemu untuk ya ngopi-ngopi bareng kan nggak ada masalah. Nggak usah serius tapi saling bertukar angka, bertukar kalkulasi, bertukar hitungan-hitungan. Karena memang kondisinya kita harus merespons dengan cepat terhadap situasi-situasi yang berubah,” kata dia.
Lebih jauh Presiden mengingatkan, Indonesia juga membutuhkan dorongan dan momentum untuk menjaga terus pertumbuhan.
Dia memandang strategi besar baik dalam hilirisasi industri maupun ekonomi hijau akan menjadi sebuah penggerak ekonomi nasional yang akan membuka lapangan kerja dan meningkatkan nilai tambah yang ada, serta menopang ekonomi yang berkelanjutan.
Baca juga: Jokowi: Tak perlu khawatirkan pemilu karena Indonesia berpengalaman
Baca juga: Presiden ingatkan pemda: APBD harus sinergis dengan kebijakan pusat
Baca juga: Jokowi tolak tanggapi kritik Megawati tentang Orde Baru
Baca juga: Presiden gelar rapat internal di Istana Bogor bersama para menteri
Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga, Andi Firdaus
Editor: Guido Merung
Copyright © ANTARA 2023
Tags: