Banda Aceh (ANTARA) - Produk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di antaranya berbagai anyaman pandan hasil perajin di Kabupaten Aceh Timur, Aceh mampu menembus pasar di Pulau Jawa, seperti di Jawa Timur dan Jawa Barat.

"Cakupan wilayah pemasarannya ke sejumlah pasar Pulau Jawa, seperti Jawa Timur dan Jawa Barat. Kalau pasar di Aceh, hampir seluruh kabupaten dan kota," kata Alwaridah, perajin anyaman, di Aceh Timur, Rabu.

Adapun anyaman pandan yang diproduksinya beraneka ragam, seperti tikar, kotak tisu, dan anyaman sandal yang dibuat dari daun pandan. Kemudian, ada juga macam-macam tas yang berbahan dari kain dan daun pandan.

Alwaridah mengatakan dirinya juga menggunakan media sosial untuk menjual produk kerajinan tersebut secara daring atau online. Selain itu, produk-produk kerajinan tangan yang dihasilkannya juga sering diikutsertakan dalam setiap pameran.

"Pembuatan produk kerajinan tangan ini awalnya kami lakukan memanfaatkan waktu luang sebagai ibu rumah tangga. Namun, tak disangka usaha ini menciptakan lapangan kerja terhadap masyarakat Aceh Timur," katanya pula.

Alwaridah mengaku kendala dalam memproduksi kerajinan anyaman tersebut, di antaranya kesulitan mendapatkan bahan pewarna. Sebab, bahan pewarna tersebut harus didatangkan khusus dari Yogyakarta.

Sekretaris Dinas Perdagangan Koperasi dan UKM Kabupaten Aceh Timur Zuhra mengatakan di daerah ini ada beberapa UMKM yang memproduksi anyaman tikar dan lainnya.

"Produk-produk kerajinan UMKM ini sudah kami promosikan ke tingkat nasional. Permintaannya juga cukup bagus dengan pemasaran hingga ke Pulau Jawa," katanya lagi.

Menurut Zuhra, perajin di Kabupaten Aceh Timur kini sudah banyak berinovasi, sehingga produk yang dibuat bisa mengikuti tren pasar. Selain itu, produk kerajinan anyaman seperti tikar terawang tujuh lapis, juga sudah didaftarkan dalam hak kekayaan intelektual.

Ia mengatakan keberadaan UMKM yang memproduksi anyaman tersebut kini mampu menyerap tenaga kerja lokal. Dengan demikian, keberadaan UMKM tersebut sudah membantu pemerintah menekan angka pengangguran.

"Kami juga terus mengoptimalkan pembinaan usaha kerajinan anyaman ini guna meningkatkan kualitas, agar memiliki nilai jual tinggi serta mempromosikannya hingga ke pasar internasional untuk meningkatkan ekonomi masyarakat," kata Zuhra.
Baca juga: Pelaku UMKM mengaku omzet meningkat selama Pekan Kebudayaan Aceh
Baca juga: Bank Indonesia catat penambahan 174 ribu pengguna baru QRIS di Aceh