Menparekraf sebut tren pariwisata hijau mampu menarik investasi
29 November 2023 16:48 WIB
Menparekraf Sandiaga Uno menjadi pembicara dalam acara "Indonesia Tourism Outlook 2024" yang diinisiasi oleh Forum Wartawan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Forwaparekraf) di Jakarta, Selasa (28/11/2023). ANTARA/ HO-Kemenparekraf.
Jakarta (ANTARA) - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan tren investasi hijau pada 2024 di sektor pariwisata (green tourism) mengindikasikan wisata ini semakin diminati para investor.
Hal itu terlihat dalam empat tahun terakhir sektor energi terbarukan dalam mewujudkan green tourism telah terbukti menarik total investasi modal tertinggi.
“Pada periode 2018 – 2022 trennya menunjukkan bahwa hotel dan aktivitas pariwisata menyumbang hampir dua pertiga dari seluruh proyek Penanaman Modal Asing (PMA/FDI) klaster pariwisata, diikuti software dan IT services di peringkat kedua,” ujar Sandiaga di Jakarta, Rabu.
Menparekraf menambahkan investasi di usaha perangkat lunak (software) dan layanan teknologi dan informasi (IT services) tumbuh dari 10 persen pada 2018 menjadi 28 persen pada 2022, sehingga menunjukkan penguatan peran teknologi digital di sektor pariwisata.
Ia juga menyatakan perhatian investor terhadap volatilitas makro ekonomi cenderung menurun, meskipun masih menjadi fokus utama. Sementara itu perubahan iklim justru semakin menjadi kekhawatiran di tahun mendatang, meningkat 10 persen di 2023 dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
“Dengan perhatian yang semakin besar terhadap isu perubahan iklim, sudah saatnya bagi kita untuk memperkuat komitmen terhadap pembangunan pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan,” katanya.
Sandiaga menjelaskan, investasi sektor pariwisata ke depan akan diarahkan pada 3 aspek utama, sebagaimana menurut Badan Pariwisata Dunia (UNWTO), yaitu investasi pada sumber daya manusia (SDM) sebagai prioritas utama dalam proses pembangunan.
Serta Investasi untuk keberlanjutan sebagai tujuan akhir pembangunan dan investasi melalui teknologi dan inovasi sebagai katalisator untuk mencapai kesejahteraan.
“Sekitar 60 persen investasi di bidang pariwisata masuk ke bidang infrastruktur, tetapi ke depan lebih banyak pada manusia (SDM). Hal itu penting untuk menyiapkan sektor itu dengan tenaga kerja yang tepat untuk risilient dan untuk menciptakan masa depan sektor pariwisata yang lebih baik. Kita tidak bisa berkelanjutan jika kita tidak memiliki cukup banyak manusia yang kompeten,” ujarnya pula.
Sementara itu, Kepala Pusat Industri, Perdagangan dan Investasi (INDEF) Andry Satrio Nugroho mengatakan, investasi wisata berkelanjutan menjadi tren ke depan terutama pada efisiensi transisi energi termasuk efisiensi penggunaan air bersih oleh wisatawan.
“Water management dalam mengefisiensikan penggunaan air bersih oleh wisatawan serta pengelolaan limbah secara terpadu menjadi perhatian pelaku industri pariwisata dan perhotelan,” kata Andri.
Baca juga: Menparekraf: Pariwisata hijau buka lebih banyak peluang kerja
Baca juga: Indonesia targetkan investasi AS 6 miliar dolar untuk pariwisata hijau
Baca juga: Pemerintah terus fokus memperbaiki kualitas pariwisata Indonesia
Hal itu terlihat dalam empat tahun terakhir sektor energi terbarukan dalam mewujudkan green tourism telah terbukti menarik total investasi modal tertinggi.
“Pada periode 2018 – 2022 trennya menunjukkan bahwa hotel dan aktivitas pariwisata menyumbang hampir dua pertiga dari seluruh proyek Penanaman Modal Asing (PMA/FDI) klaster pariwisata, diikuti software dan IT services di peringkat kedua,” ujar Sandiaga di Jakarta, Rabu.
Menparekraf menambahkan investasi di usaha perangkat lunak (software) dan layanan teknologi dan informasi (IT services) tumbuh dari 10 persen pada 2018 menjadi 28 persen pada 2022, sehingga menunjukkan penguatan peran teknologi digital di sektor pariwisata.
Ia juga menyatakan perhatian investor terhadap volatilitas makro ekonomi cenderung menurun, meskipun masih menjadi fokus utama. Sementara itu perubahan iklim justru semakin menjadi kekhawatiran di tahun mendatang, meningkat 10 persen di 2023 dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
“Dengan perhatian yang semakin besar terhadap isu perubahan iklim, sudah saatnya bagi kita untuk memperkuat komitmen terhadap pembangunan pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan,” katanya.
Sandiaga menjelaskan, investasi sektor pariwisata ke depan akan diarahkan pada 3 aspek utama, sebagaimana menurut Badan Pariwisata Dunia (UNWTO), yaitu investasi pada sumber daya manusia (SDM) sebagai prioritas utama dalam proses pembangunan.
Serta Investasi untuk keberlanjutan sebagai tujuan akhir pembangunan dan investasi melalui teknologi dan inovasi sebagai katalisator untuk mencapai kesejahteraan.
“Sekitar 60 persen investasi di bidang pariwisata masuk ke bidang infrastruktur, tetapi ke depan lebih banyak pada manusia (SDM). Hal itu penting untuk menyiapkan sektor itu dengan tenaga kerja yang tepat untuk risilient dan untuk menciptakan masa depan sektor pariwisata yang lebih baik. Kita tidak bisa berkelanjutan jika kita tidak memiliki cukup banyak manusia yang kompeten,” ujarnya pula.
Sementara itu, Kepala Pusat Industri, Perdagangan dan Investasi (INDEF) Andry Satrio Nugroho mengatakan, investasi wisata berkelanjutan menjadi tren ke depan terutama pada efisiensi transisi energi termasuk efisiensi penggunaan air bersih oleh wisatawan.
“Water management dalam mengefisiensikan penggunaan air bersih oleh wisatawan serta pengelolaan limbah secara terpadu menjadi perhatian pelaku industri pariwisata dan perhotelan,” kata Andri.
Baca juga: Menparekraf: Pariwisata hijau buka lebih banyak peluang kerja
Baca juga: Indonesia targetkan investasi AS 6 miliar dolar untuk pariwisata hijau
Baca juga: Pemerintah terus fokus memperbaiki kualitas pariwisata Indonesia
Pewarta: Sinta Ambarwati
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2023
Tags: