Hamas tuding Israel melanggar kesepakatan jeda kemanusiaan
28 November 2023 23:41 WIB
Seorang warga Palestina berjalan di antara puing-puing saat mereka memeriksa rumah-rumah yang hancur akibat serangan Israel, di tengah gencatan senjata antara Israel dan Hamas, di Khan Younis, selatan Jalur Gaza, Senin (27/11/2023). ANTARA FOTO/REUTERS/Mohammed Salem/rwa.
Gaza City (ANTARA) - Sayap militer Hamas, Brigade Al-Qassam, melaporkan terjadinya bentrokan di Gaza utara antara pejuangnya dan tentara Israel karena pelanggaran jeda kemanusiaan oleh Tel Aviv.
"Kami berkomitmen untuk jeda (kemanusiaan) selama musuh juga mematuhinya," kata Brigade Al-Qassam dalam sebuah pernyataan, Selasa.
Al-Qassam juga meminta para mediator untuk menekan pasukan Israel agar mematuhi semua ketentuan yang telah disepakati selama jeda, baik di wilayah darat maupun udara.
Senin malam (27/11), Qatar selaku mediator mengumumkan perpanjangan jeda kemanusiaan dari semula empat hari menjadi ditambah dua hari, sesuai kesepakatan Israel dan Hamas.
Selama penambahan waktu itu pula, kedua pihak akan melakukan pertukaran lebih banyak tahanan.
Israel melancarkan operasi militer besar-besaran di Jalur Gaza sebagai balasan atas serangan lintas batas yang dilakukan Hamas pada 7 Oktober 2023.
Sejak itu, pertempuran telah menewaskan lebih dari 15.000 korban, termasuk 6.150 anak-anak dan 4.000 perempuan, menurut otoritas kesehatan di Gaza.
Sementara itu, korban tewas di pihak Israel mencapai 1.200 jiwa, menurut angka resmi pemerintah.
Sumber: Anadolu
Baca juga: Sandera Israel yang dibebaskan tulis surat untuk puji Hamas
Baca juga: Pemimpin Hamas temui sandera Israel yang disekap di terowongan
Baca juga: Media Israel: Tawanan asal Israel di Gaza tidak disiksa oleh Hamas
"Kami berkomitmen untuk jeda (kemanusiaan) selama musuh juga mematuhinya," kata Brigade Al-Qassam dalam sebuah pernyataan, Selasa.
Al-Qassam juga meminta para mediator untuk menekan pasukan Israel agar mematuhi semua ketentuan yang telah disepakati selama jeda, baik di wilayah darat maupun udara.
Senin malam (27/11), Qatar selaku mediator mengumumkan perpanjangan jeda kemanusiaan dari semula empat hari menjadi ditambah dua hari, sesuai kesepakatan Israel dan Hamas.
Selama penambahan waktu itu pula, kedua pihak akan melakukan pertukaran lebih banyak tahanan.
Israel melancarkan operasi militer besar-besaran di Jalur Gaza sebagai balasan atas serangan lintas batas yang dilakukan Hamas pada 7 Oktober 2023.
Sejak itu, pertempuran telah menewaskan lebih dari 15.000 korban, termasuk 6.150 anak-anak dan 4.000 perempuan, menurut otoritas kesehatan di Gaza.
Sementara itu, korban tewas di pihak Israel mencapai 1.200 jiwa, menurut angka resmi pemerintah.
Sumber: Anadolu
Baca juga: Sandera Israel yang dibebaskan tulis surat untuk puji Hamas
Baca juga: Pemimpin Hamas temui sandera Israel yang disekap di terowongan
Baca juga: Media Israel: Tawanan asal Israel di Gaza tidak disiksa oleh Hamas
Penerjemah: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Azis Kurmala
Copyright © ANTARA 2023
Tags: