Jakarta (ANTARA News) - Ratusan jemaah masjid Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mendaulat Dahlan Iskan, yang memang sudah dijadwalkan, untuk menyampaikan tausiah Ramadhan usai Shalat Dzuhur, Rabu.

Dahlan pun langsung berdiri, dan menyatakan bahwa dirinya tidak terlalu pandai memberikan ceramah.

"Saya tidak bisa ceramah. Kalaupun menyampaikan pidato memberikan tausiah Islam, ya paling itu-itu saja. Saya khawatir ceramah saya tidak penting bagi jamaah sekalian," katanya, yang langsung disambut gelak tawa para jemaah didominasi para karyawan Kementerian BUMN.

Ia meminta, jika ada di antara jamaah yang ingin memberikan tausiah dipersilahkan maju menggantikan dirinya.

"Kalau tidak ada, ya kita tanya jawab saja," ujar Dahlan.

Sontak jamaah berebut bertanya, mulai dari soal pendidikan, cara Dahlan menjaga stamina, kepandaiannya menulis artikel, hingga menjadi calon presiden (capres) 2014.

Pria kelahiran Magetan 17 Agustus 1951 itu pun mengaku dirinya hanya lulusan Madrasah Aliyah (MA) setara Sekolah Menengah Umum (SMU), pernah mengecap kuliah di perguruan tinggi, namun tidak selesai.

"Saya tidak lulus perguruan tinggi, mungkin tidak karena bodoh. Tapi, itu tetap saya syukuri," ujarnya.

Ia mengaku, semua ada hikmahnya karena pernah kuliah di Kalimantan Timur tidak selesai, tapi mendapatkan istri yang berasal dari wilayah itu.

"Saya tidak dapat ijazah, tapi dapat istri. Kalau bukan dia istri saya, mungkin saya tidak seperti sekarang ini," ujar suami dari Nafsiah Sabri itu, yang kembali disambut gelak tawa jamaah.

Soal stamina, Dahlan juga membeberkan keberuntungannya memiliki hati hasil tranplantasi dari pemuda berusia 21 tahun di China.

"Ketika saya menjalani operasi hati tahun 2007, usia hati yang dicangkokkan kepada saya berusia 21 tahun, sehingga kalau kini usia hati itu tentunya berusia 27 tahun. Jadi, artinya saya masih muda lho," ujarnya.

Ia mengemukakan, tidak dapat memastikan apakah karena usia hatinya yang masih muda tersebut yang membuatnya tetap bugar.

Namun, ia memperhatikan bahwa rambut putih di kepalanya semakin berkurang dibanding sebelum melakukan cangkok hati.

"Sehingga, saya sering mengatakan, usia saya 62 tahun ditambah 27 tahun dibagi dua," kata Dahlan sambil tertawa..

Tetapi, ia menimpali, yang pasti dirinya merupakan penganut prinsip optimisme, antusias, dan prinsip positif.

Tiga prinsip itu, menurut dia, harus dijalankan secara bersamaan, tidak membebani hidup, selalu berpikiran positif, sehingga tidak menjadi pemarah dan tidak cepat tua.

Soal menjadi calon presiden 2014, Dahlan pun mengatakan, jawabannya masih sama seperti yang pernah ditanyakan sejumlah media beberapa waktu sebelumnya.

"Capres itu soal takdir. Saya sangat percaya kepada takdir, karena jabatan setinggi presiden tidak bisa tidak ada campur tangan dari Tuhan," ujarnya.

Dahlan pun mengakui, bersedia maju menjadi capres jika memang peringkat dari hasil surveinya cukup tinggi.

"Kalau masih rendah saya tidak mau maju. Memangnya pemilihan presiden hanya dipilih oleh istri saya," ujarnya sambil tertawa.

Usai tanya jawab, Dahlan pun mengakhiri tausiahnya dengan bersalaman dengan para jamaah. (*)