Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Febrio Kacaribu mengatakan agenda reformasi struktural pada 2024 untuk meningkatkan daya saing Indonesia di kancah global.

Reformasi struktural tersebut antara lain dalam bentuk pembangunan infrastruktur, pembangunan kualitas sumber daya manusia, perbaikan regulasi hingga hilirisasi.

"Ini banyak sekali, tetapi kita bisa menghasilkan barang ekspor yang nilainya lebih tinggi sehingga posisi neraca dagang kita akan semakin baik," ujar Febrio dalam acara "Smart Business Outlook 2024" di Jakarta, Selasa.

Tak hanya meningkatkan daya saing, Febrio menuturkan reformasi struktural pada saat yang sama juga akan mengundang investasi untuk menciptakan nilai tambah di Tanah Air, dengan pembangunan pabrik hingga membangun rantai pasokan.

Saat ini untuk sektor mineral, hanya ada lima hingga enam negara di dunia yang akan memiliki peranan sentral dalam rantai nilai global ke depan, khususnya dalam konsep ekonomi hijau.

Baca juga: Menkeu: Transformasi digital logistik berdampak baik pada ekonomi RI

Baca juga: Kemenkeu meluncurkan dua program pelatihan untuk kesetaraan gender


Rantai nilai global merupakan sebuah fenomena dimana setiap negara memainkan perannya masing-masing sebagai penyedia bahan baku, produk antara, dan barang jadi.

Meski membutuhkan dana yang lebih besar dari ekonomi konvensional, dirinya menilai ekonomi hijau merupakan peluang besar dalam berbagai industri. Contohnya, seperti kendaraan listrik yang lekat dengan rantai pasokan mulai dari tambang, feronikel, bahan baku baterai listrik, hingga komponen mobil listrik.

Seluruh industri tersebut yang saat ini ingin dibangun pemerintah di Indonesia sehingga mulai dirancang berbagai kebijakan yang konsisten ke arah tersebut dan mulai berdatangan pula berbagai aliran investasi dari sektor yang mendukung kendaraan listrik.

"Ini salah satu hasil yang menopang perekonomian kita di saat sulit pada 2022 dan 2023. Kami harapkan ini bisa berlanjut," katanya.

Kendati demikian, ia menyebutkan bahwa ekonomi hijau tak selalu mengenai kendaraan listrik, tetapi investasi hijau di bidang infrastruktur ketenagalistrikan pun turut menjadi salah satu bentuk ekonomi hijau yang sedang didorong pemerintah.

Oleh karenanya, pemerintah mendorong pembangunan pabrik panel surya yang akan memiliki nilai tambah sangat tinggi, serta menyerap lapangan kerja yang sangat banyak.

"Jadi banyak sekali ekosistem yang sangat luas di ekonomi hijau yang bisa kita dorong, terutama dalam menciptakan nilai tambah yang lebih besar di Indonesia," ungkap Febrio.

Baca juga: Insentif PPN pembelian rumah maksimal Rp5 miliar resmi berlaku

Baca juga: Kemenkeu catat realisasi belanja IKN capai Rp13 triliun per Oktober