Washington (ANTARA News) - Amerika Serikat pada Selasa mengecam serangan bom mobil di Beirut selatan yang melukai sedikitnya 53 orang, dan menyuarakan dukungan untuk angkatan bersenjata Lebanon ketika mereka berusaha mengembalikan ketenangan.

"AS mengutuk pemboman hari ini di lingkungan Bir al-Abed Beirut yang secara tragis terjadi menjelang liburan bulan Ramadhan," kata juru bicara Departemen Luar Negeri Jen Psaki.

"Kami menyampaikan simpati terdalam terhadap warga sipil yang terluka dalam serangan hari ini."

Ledakan itu, yang terjadi di kubu gerakan Syiah Hizbullah Lebanon, muncul di tengah ketegangan yang terus meningkat di negara itu selama perang saudara di Suriah.

Pasukan Hizbullah telah bergabung barisan Presiden Suriah Bashar al-Assad untuk melawan kelompok Sunni yang dipimpin gerakan oposisi untuk menggulingkan pemimpin Suriah. Konflik itu telah menelan nyawa sekitar 100.000 orang.

Ada peningkatan kekhawatiran bahwa Lebanon - yang menjadi tuan rumah bagi ratusan ribuan pengungsi Suriah - akan semakin terseret dalam konflik.

"Kami sangat mendukung upaya angkatan bersenjata Lebanon dan keamanan dalam negeri memaksa untuk memulihkan stabilitas dan mempertahankan ketenangan di Beirut serta seluruh Lebanon, dan kita mengutuk setiap kegiatan yang menargetkan atau menempatkan pada risiko warga sipil," tambah Psaki.

Dia juga menyuarakan keprihatinan AS untuk warga sipil Suriah yang terjebak dalam baku tembak di kota yang dikuasai pemberontak Suriah tengah Homs.

"PBB memperkirakan bahwa sebanyak 4.000 warga sipil terjebak di dalam kota tanpa makanan, air, listrik atau kedokteran, "kata Psaki.

"Kami sangat prihatin karena PBB dan lain-lain tentang ketidakmampuan mereka untuk bantuan kemanusiaan."

Saksi dan aktivis mengatakan para pejuang Hizbullah telah bergabung dengan pasukan Suriah dalam serangan yang ditujukan untuk mengusir pemberontak keluar dari pusat kota.