Jakarta (ANTARA News) - Bank Indonesia menyatakan pertumbuhan kredit perbankan per akhir Juni 2013 sebesar 20,4 persen (year on year), lebih rendah dibandingkan Juni 2012 yang tumbuh 26 persen.

"Kredit perbankan mengalami perlambatan, seingat saya 20,4 persen per akhir Juni. Kredit agak menurun, sesuai dengan perlambatan ekonomi kita," kata Deputi Gubernur BI Halim Alamsyah saat ditemui di Gedung DPR, Selasa.

Halim mengatakan bahwa pertumbuhan kredit yang melambat terjadi di kredit konsumsi yang tumbuh 18 persen, sedangkan kredit investasi dan kredit modal keduanya masih tumbuh di atas 20 persen.

"Ada juga yang permintaan kredit itu tinggi. Untuk beberapa jenis kredit terkait dengan permintaan domestik itu tinggi, seperti perumahan, KPR, dan multiguna kami melihat masih kuat," ujar Halim.

Walaupun hanya tumbuh 20,4 persen hingga Juni 2013, Halim optimistis target pertumbuhan kredit perbankan pada akhir tahun sebesar 20-22 persen bisa tercapai.

Menurut Halim, pada semester kedua 2013 perekonomian akan membaik didorong dengan aktivitas pemilu yang dimulai pada triwulan ketiga 2013 dan diprediksi akan berkontribusi sekitar 0,1-0,2 persen.

"Akan tetapi, kalau melihat nanti pada semester kedua nanti kemungkinan kredit-kredit ini tetap akan tinggi, terutama karena beberapa faktor. Yang pertama, adanya perbaikan ekonomi kita juga sudah kelihatan mulai agak baik, dan kedua juga karena persiapan Pemilu 2014," kata Halim.

Halim mengatakan bahwa target pertumbuhan kredit 20--22 persen dinilai masih realistis sebab bank-bank diperkirakan tidak akan banyak melakukan perubahan rencana bisnisnya.

"Memang angka terakhir mengenai kredit ini perlu ditunggu karena mereka sedang melakukan perbaikan rencana bisnis bank, dan hal ini akan kita ketahui sekitar akhir bulan Juli," ujar Halim. (C005/D007)