Bekasi (ANTARA News) - Pasokan timun suri di Bekasi, Jawa Barat, untuk keperluan penganan selama Ramadhan tersendat akibat sejumlah daerah penghasil mengalami gagal panen.

"Panennya memang tidak 100 persen karena cuaca tidak bagus. Banyak tanaman kami yang gagal panen soalnya hujan terus," ujar Nesan (43), petani timun suri di Kampung Gabus, Desa Srijaya, Kecamatan Tambun Utara, Kabupaten Bekasi, Selasa.

Menurut dia, 50 persen hasil tanamnya mengalami kegagalan setelah masa pembesaran selama tiga bulan.

"Timun suri bisa tumbuh bagus kalau cuacanya seimbang antara hujan dan panas," katanya.

Nesan mengaku hanya memperoleh dua ton timun suri pada panen saat ini. Jumlah itu menyusut 50 persen dari panen tahun sebelumnya yang mencapai empat ton.

"Tahun lalu saya bisa memasok sampai ke Jabodetabek, tapi kali ini sepertinya hanya Jakarta dan Bekasi saja," ujarnya.

Secara terpisah, Tarno (55) pedagang timun suri di Jalan Kemakmuran, Bekasi Timur, Kota Bekasi, mengaku pasokannya anjlok hingga dua kali lipat pada penjualan Ramadan tahun ini.

"Jika tahun sebelumnya pasokan belewah dan timun suri paling sedikit 1 ton," katanya.

Menurut dia, harga timun suri biasanya dijual kiloan. Bahkan, ada yang berani membeli harga satuan.

"Satuannya bisa sampai Rp3 ribu hingga Rp4 ribu per buah," katanya.

Menurutnya, pasokan dari Desa Srijaya dan Sriamur, Kecamatan Tambun Utara, Kabupaten Bekasi, tersendat akibat gagal panen. "Saya sudah cek ke lokasi, memang buahnya kecil-kecil dan belum siap dikonsumsi," katanya.