Jakarta (ANTARA) - Direktur Eksekutif Yayasan Plan Indonesia Dini Widiastuti mengatakan masih banyak 'pekerjaan rumah' yang harus dilakukan untuk mencapai kesetaraan bagi perempuan Indonesia.

"Kita masih banyak PR untuk perempuan Indonesia bisa betul-betul aman, betul-betul bisa setara. Masih panjang jalannya ya," kata Dini Widiastuti di Jakarta, Senin.

Baca juga: CSW, Menteri Bintang pesan perkuat kerja sama capai kesetaraan gender

Hal ini dikatakannya menanggapi Kampanye 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan.

Pihaknya mengatakan kesetaraan penting karena kekerasan terhadap perempuan terjadi salah satunya karena adanya ketimpangan atau ketidaksetaraan.

Dia menambahkan Indonesia telah memiliki sejumlah produk hukum yang melindungi perempuan, diantaranya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga (UU PKDRT) dan Undang-undang Nomor 12 Tahun 2022 tentang Tindak Pidana Kekerasan Seksual.

Baca juga: Komnas dorong kebijakan perlakuan khusus capai keseimbangan gender

Namun demikian, penegakan hukumnya harus dibenahi.

"Indonesia sendiri sebenarnya tidak kekurangan produk Undang-undang tetapi penegakan hukumnya itu seperti apa dan peraturan-peraturan turunannya seperti apa. Juga kita lihat celahnya di mana saja untuk kemudian selalu diperbaiki," kata Dini Widiastuti.

Baca juga: Erick Thohir: Kepemimpinan perempuan di BUMN baru capai 15 persen

Pihaknya juga menyoroti bahwa sinergi dan kolaborasi instansi terkait dan komponen masyarakat diperlukan untuk menghapus kekerasan terhadap perempuan.

Kampanye 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan adalah kampanye internasional untuk mendorong upaya-upaya penghapusan kekerasan terhadap perempuan di seluruh dunia.

Kampanye ini berlangsung dari 25 November yang merupakan Hari Internasional Penghapusan Kekerasan terhadap Perempuan hingga 10 Desember yang merupakan Hari Hak Asasi Manusia (HAM) Internasional.

Baca juga: Universal quality education diharap capai setara gender di pendidikan
Baca juga: Srikandi BUMN dorong komposisi direktur perempuan capai 30 persen