Jakarta (ANTARA) - Pertemuan Puncak Forum Internasional Otoritas Agama (R20 ISORA) yang dihadiri 40 tokoh agama dunia mendesak otoritas keagamaan dari setiap agama dan negara untuk bergerak membantu menghentikan konflik yang terjadi di seluruh dunia.

"Kami mendesak otoritas keagamaan untuk menggerakkan kekuatan dan pengaruh komunitas masing-masing agar dapat mempengaruhi kalangan pengambil keputusan, menghentikan konflik bersenjata yang melanda Timur Tengah, Eropa, Afrika Sub-Sahara, dan wilayah lain di dunia," kata Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf dalam pertemuan tersebut di Jakarta, Senin.

Desakan itu, kata Yahya Staquf atau yang akrab disapa Gus Yahya, disampaikan mengingat otoritas keagamaan memiliki tanggung jawab moral dan spiritual untuk memastikan bahwa kepercayaan mereka berfungsi sebagai sarana untuk saling memahami dan merekonsiliasi, bukan sebagai pemicu kebencian, tirani, dan kekerasan yang berbasis identitas.

Desakan itu juga didasarkan pada konsensus internasional yang terwujud dalam Piagam PBB, yang disediakan oleh PBB dan Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia melalui kerangka kerja yang dinilai layak untuk menyelesaikan konflik berbasis identitas, termasuk konflik antaragama dan kekerasan yang dilakukan atas nama agama.

Lebih lanjut, Gus Yahya menyampaikan bahwa desakan tersebut juga dilakukan karena para aktor global dinilai gagal untuk menghormati dan mempertahankan konsensus internasional pasca-Perang Dunia II sehingga menyebabkan ketidakstabilan dan konflik di seluruh dunia.

Baca juga: Gus Yahya: ISORA bakal hasilkan kesepakatan bersama pemuka agama dunia

Mengingat bahwa otoritas keagamaan bertindak dalam upaya pelayanan kepada Tuhan dan kemanusiaan, menurut dia, mereka seharusnya dengan gigih dan tegas bekerja sama untuk menjaga dan memperkuat konsensus internasional pasca perang, serta menuntut konsistensi dari semua pihak dalam penerapannya.

"Mengingat upaya ini tidak cukup jika terbatas pada seruan keagamaan semata, maka upaya ini harus dilengkapi dengan strategi yang disengaja dan berkelanjutan untuk memobilisasi kekuatan kolektif agama, termasuk dukungan orang-orang dari semua agama dalam gerakan bersama untuk mencapai tujuan mulia ini," kata Gus Yahya.

Untuk itu, selain mendesak upaya otoritas keagamaan untuk membantu menghentikan konflik, forum tersebut juga mendesak upaya untuk mengembangkan mekanisme dialog dan negosiasi yang efektif, yang memungkinkan penyelesaian konflik secara damai.

Selain dihadiri oleh Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf, forum ISORA juga dihadiri oleh Presiden RI Joko Widodo, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, dan juga 40 tokoh agama dari seluruh dunia.

Forum internasional tersebut mengangkat tema "Peran Agama dalam Mengatasi Kekerasan di Timur Tengah dan Ancaman terhadap Tatanan Internasional Berbasis Aturan".

Baca juga: Rabi Yahudi ajak masyarakat dunia kembali kepada Tuhan demi perdamaian

Baca juga: Liga Muslim Dunia serukan persatuan guna hentikan perang di Gaza