SKK Migas pastikan "oversupply" gas di Jatim disalurkan ke Jabar
27 November 2023 19:13 WIB
Kepala Perwakilan SKK Migas Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara (Jabanusa) Nurwahidi memberikan keterangan kepada awak media di fasilitas produksi PGN Saka di Kawasan Industri Manyar, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, Senin (27/11/2023). ANTARA/Benardy Ferdiansyah
Gresik, Jawa Timur (ANTARA) - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) memastikan kelebihan pasokan (oversupply) gas di Jawa Timur (Jatim) disalurkan ke Jawa Barat (Jabar).
"Kalau kami dengar gitu, kondisi yang ada di wilayah Jawa Barat itu kayaknya sekarang undersupply, kekurangan gas dan kebetulan memang untuk men-supply over dari Jawa Timur ke Jawa Barat, pipa yang ada belum tersambung sehingga belum bisa di-supply ke Jawa Barat," kata Kepala Perwakilan SKK Migas Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara (Jabanusa) Nurwahidi di fasilitas produksi PT Saka Energi Indonesia (PGN Saka) di Kawasan Industri Manyar Kabupaten Gresik, Jawa Timur, Senin.
Untuk diketahui, pembangunan pipa transmisi gas bumi Cirebon-Semarang Tahap 1 (Cisem-1) ruas Semarang-Batang sepanjang 60 km telah selesai dan sedang disiapkan pembangunan pipa ruas Batang-Cirebon-Kandang Haur (tahap II) sepanjang 240 km yang direncanakan dimulai pada 2024.
Ia mengatakan jika pembangunan pipa transmisi tersebut telah sampai ke Cirebon maka potensi gas dari Jatim tersebut dapat disalurkan ke Jawa Barat.
"Yang berikutnya akan dibangun sampai ke Cirebon, baru kami bisa mengalirkan potensi suplai gas yang dari Jawa Timur, Jawa Tengah ke Jawa Barat," ujar Nurwahidi.
Lebih lanjut, ia juga mengatakan bahwa sebenarnya potensi produksi atau lifting gas di Jateng dan Jatim mencapai target. Namun, kemampuan serapan gas oleh buyer (pembeli) di Jateng dan Jatim masih belum optimal lantaran produksi gas oversupply.
Baca juga: SKK Migas catat produksi minyak di Jateng-Jatim capai 193 ribu BOPD
Baca juga: Forum Kapnas III 2023 Jakarta bukukan kontrak capai Rp20,2 triliun
"Sebenarnya, kalau kami bicara potensi gas yang sudah siap itu sudah tercapai secara target lifting, yaitu sekitar 747 (juta standar kaki kubik gas per hari/MMSCFD). Namun, karena penyerapan gasnya masih belum optimal maka realisasi daripada lifting tersebut terhadap potensi daripada lifting atau target lifting masih rata-rata sekitar mungkin 77 persen dari targetnya," ucap Nurwahidi.
Dalam rilis Kementerian ESDM, Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan pembangunan transmisi pipa gas bumi Cisem dan ruas Dumai-Sei Mangke merupakan bagian dari proyek strategis nasional (PSN), yang diamanatkan dalam Peraturan Presiden Nomor 109 Tahun 2020 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan PSN.
Menurut dia, proyek pipa gas Cisem tahap I menelan biaya Rp1,13 triliun dan Cisem tahap II direncanakan menghabiskan biaya Rp3,34 triliun, yang akan dimasukkan dalam APBN dengan skema kontrak tahun jamak. Total biaya proyek pipa gas Cisem sebesar Rp4,47 triliun.
Arifin menambahkan potensi permintaan gas dari pipa Cisem tahap II antara lain industri di Cirebon, Tegal, Pekalongan, Brebes dan Pemalang, dengan volume 5,8-12 MMSCFD.
Selain itu, konsumen komersial seperti hotel dan restoran. Juga, jaringan gas rumah tangga, kilang minyak Balongan, Indramayu, Jabar, dengan volume 24 MMSCFD dan berpotensi meningkat hingga 42 MMCSFD.
"Demand lainnya adalah pembangkit tenaga listrik dengan volume 189-199 MMCSFD," ujarnya.
Baca juga: Medco E&P raih penghargaan TKDN tertinggi 2023 dari SKK Migas
Baca juga: SKK Migas: keberlanjutan forum kapnas sejalan dengan rencana IOG 4.0
"Kalau kami dengar gitu, kondisi yang ada di wilayah Jawa Barat itu kayaknya sekarang undersupply, kekurangan gas dan kebetulan memang untuk men-supply over dari Jawa Timur ke Jawa Barat, pipa yang ada belum tersambung sehingga belum bisa di-supply ke Jawa Barat," kata Kepala Perwakilan SKK Migas Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara (Jabanusa) Nurwahidi di fasilitas produksi PT Saka Energi Indonesia (PGN Saka) di Kawasan Industri Manyar Kabupaten Gresik, Jawa Timur, Senin.
Untuk diketahui, pembangunan pipa transmisi gas bumi Cirebon-Semarang Tahap 1 (Cisem-1) ruas Semarang-Batang sepanjang 60 km telah selesai dan sedang disiapkan pembangunan pipa ruas Batang-Cirebon-Kandang Haur (tahap II) sepanjang 240 km yang direncanakan dimulai pada 2024.
Ia mengatakan jika pembangunan pipa transmisi tersebut telah sampai ke Cirebon maka potensi gas dari Jatim tersebut dapat disalurkan ke Jawa Barat.
"Yang berikutnya akan dibangun sampai ke Cirebon, baru kami bisa mengalirkan potensi suplai gas yang dari Jawa Timur, Jawa Tengah ke Jawa Barat," ujar Nurwahidi.
Lebih lanjut, ia juga mengatakan bahwa sebenarnya potensi produksi atau lifting gas di Jateng dan Jatim mencapai target. Namun, kemampuan serapan gas oleh buyer (pembeli) di Jateng dan Jatim masih belum optimal lantaran produksi gas oversupply.
Baca juga: SKK Migas catat produksi minyak di Jateng-Jatim capai 193 ribu BOPD
Baca juga: Forum Kapnas III 2023 Jakarta bukukan kontrak capai Rp20,2 triliun
"Sebenarnya, kalau kami bicara potensi gas yang sudah siap itu sudah tercapai secara target lifting, yaitu sekitar 747 (juta standar kaki kubik gas per hari/MMSCFD). Namun, karena penyerapan gasnya masih belum optimal maka realisasi daripada lifting tersebut terhadap potensi daripada lifting atau target lifting masih rata-rata sekitar mungkin 77 persen dari targetnya," ucap Nurwahidi.
Dalam rilis Kementerian ESDM, Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan pembangunan transmisi pipa gas bumi Cisem dan ruas Dumai-Sei Mangke merupakan bagian dari proyek strategis nasional (PSN), yang diamanatkan dalam Peraturan Presiden Nomor 109 Tahun 2020 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan PSN.
Menurut dia, proyek pipa gas Cisem tahap I menelan biaya Rp1,13 triliun dan Cisem tahap II direncanakan menghabiskan biaya Rp3,34 triliun, yang akan dimasukkan dalam APBN dengan skema kontrak tahun jamak. Total biaya proyek pipa gas Cisem sebesar Rp4,47 triliun.
Arifin menambahkan potensi permintaan gas dari pipa Cisem tahap II antara lain industri di Cirebon, Tegal, Pekalongan, Brebes dan Pemalang, dengan volume 5,8-12 MMSCFD.
Selain itu, konsumen komersial seperti hotel dan restoran. Juga, jaringan gas rumah tangga, kilang minyak Balongan, Indramayu, Jabar, dengan volume 24 MMSCFD dan berpotensi meningkat hingga 42 MMCSFD.
"Demand lainnya adalah pembangkit tenaga listrik dengan volume 189-199 MMCSFD," ujarnya.
Baca juga: Medco E&P raih penghargaan TKDN tertinggi 2023 dari SKK Migas
Baca juga: SKK Migas: keberlanjutan forum kapnas sejalan dengan rencana IOG 4.0
Pewarta: Benardy Ferdiansyah
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2023
Tags: