Moeldoko buka peluang petani muda bekerja di Korsel
27 November 2023 15:26 WIB
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko bersama Anggota National Assembly Korea Selatan Hong Moon Pyo di Seoul, Korea Selatan, Senin (27/11/2023). ANTARA/HO-KSP.
Jakarta (ANTARA) - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko bertemu Anggota National Assembly Korea Selatan Hong Moon Pyo di Gedung Korean National Assembly Seoul, Korea Selatan, Senin.
Pada kesempatan itu Moeldoko bersama Hong Moon Pyo membahas peluang bagi petani muda Indonesia untuk bekerja di Korea Selatan dengan konsep learning by working atau belajar sambil bekerja.
“Jadi mereka (petani muda) bisa belajar, tetapi tetap mendapat upah dari pekerjaan mereka,” kata Moeldoko di acara tersebut, sebagaimana siaran pers di Jakarta, Senin.
Pertemuan itu juga dihadiri sejumlah anggota Korean National Assembly dan pengusaha Korea Selatan di bidang pertanian dan energi. Mereka membahas rencana kerja sama yang akan membawa hubungan bilateral kedua negara ke tingkat yang lebih tinggi.
Pertemuan tersebut tidak hanya menjadi momen merayakan 50 tahun kerja sama antara Korea Selatan dan Indonesia, tetapi juga menjadi panggung untuk merinci rencana kerja sama masa depan.
Fokus utama pembicaraan melibatkan bidang pertanian, energi hijau, dan penerapan teknologi digital di sektor pertanian.
Dalam konteks peringatan setengah abad kerja sama, Moeldoko menyampaikan peta jalan yang telah disiapkan Presiden Joko Widodo, yang menandai komitmen Indonesia mencapai Indonesia Emas tahun 2045, sebuah negara yang merayakan satu abad kemerdekaan dengan pendapatan per kapita yang melebihi 23 ribu dolar AS.
Moeldoko pun menyampaikan gagasan untuk bisa mengirimkan petani muda Indonesia ke Korea Selatan melalui organisasi Maju Tani Nusantara. Langkah ini bertujuan memberikan kesempatan kepada para petani muda Indonesia untuk mendapatkan ilmu pertanian modern dari Korea Selatan, serta mengalami transformasi ilmu dan teknologi pertanian modern.
Menurutnya, langkah ini bisa dilanjutkan dengan investasi dari Korea Selatan di bidang pertanian modern, sehingga Indonesia bisa memenuhi kebutuhan buah tropis untuk pasar Korea Selatan. Moeldoko menyoroti langkah Korea Selatan yang memulai budidaya padi varietas Tongil tahun 1961, dan berhasil mencapai swasembada dalam tempo sepuluh tahun.
Saat ini, kata Moeldoko, Indonesia berada dalam tahap inovasi riset pengembangan benih padi unggul M70D, yang menjanjikan hasil pada usia padi 70 hari atau lebih cepat 20 hari dengan hasil dua kali lipat produksi rata-rata nasional.
Sementara itu Hong Moon Pyo menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya atas upaya Indonesia, khususnya Moeldoko, dalam menjalin kerja sama pertanian dengan Korea Selatan. Menurutnya, Indonesia punya potensi besar karena lahannya yang luas, jumlah petani yang besar, dan kesiapan teknologi digital.
“Indonesia merupakan mitra potensial yang dapat membantu Korea Selatan mengembangkan pertanian modern,” kata Hong.
Hong juga menyambut peluang kerja sama yang lebih mendalam, terutama untuk membuka kesempatan bagi petani muda Indonesia. Beliau berharap agar pertemuan tersebut dapat menjadi awal bagi para petani muda Indonesia untuk belajar sambil bekerja, memanfaatkan pengalaman dan keberhasilan Korea Selatan dalam mengembangkan pertanian modern.
Pertemuan ini menandai langkah awal menuju kerjasama yang lebih erat antara Indonesia dan Korea Selatan di bidang pertanian dan energi hijau. Kedua negara menegaskan komitmennya untuk menciptakan masa depan yang cerah dan berkelanjutan.
Baca juga: BP2MI usul tambah kuota penempatan pekerja migran Indonesia di Korsel
Baca juga: RI dan Korsel sepakat kembangkan industri kendaraan listrik
Pada kesempatan itu Moeldoko bersama Hong Moon Pyo membahas peluang bagi petani muda Indonesia untuk bekerja di Korea Selatan dengan konsep learning by working atau belajar sambil bekerja.
“Jadi mereka (petani muda) bisa belajar, tetapi tetap mendapat upah dari pekerjaan mereka,” kata Moeldoko di acara tersebut, sebagaimana siaran pers di Jakarta, Senin.
Pertemuan itu juga dihadiri sejumlah anggota Korean National Assembly dan pengusaha Korea Selatan di bidang pertanian dan energi. Mereka membahas rencana kerja sama yang akan membawa hubungan bilateral kedua negara ke tingkat yang lebih tinggi.
Pertemuan tersebut tidak hanya menjadi momen merayakan 50 tahun kerja sama antara Korea Selatan dan Indonesia, tetapi juga menjadi panggung untuk merinci rencana kerja sama masa depan.
Fokus utama pembicaraan melibatkan bidang pertanian, energi hijau, dan penerapan teknologi digital di sektor pertanian.
Dalam konteks peringatan setengah abad kerja sama, Moeldoko menyampaikan peta jalan yang telah disiapkan Presiden Joko Widodo, yang menandai komitmen Indonesia mencapai Indonesia Emas tahun 2045, sebuah negara yang merayakan satu abad kemerdekaan dengan pendapatan per kapita yang melebihi 23 ribu dolar AS.
Moeldoko pun menyampaikan gagasan untuk bisa mengirimkan petani muda Indonesia ke Korea Selatan melalui organisasi Maju Tani Nusantara. Langkah ini bertujuan memberikan kesempatan kepada para petani muda Indonesia untuk mendapatkan ilmu pertanian modern dari Korea Selatan, serta mengalami transformasi ilmu dan teknologi pertanian modern.
Menurutnya, langkah ini bisa dilanjutkan dengan investasi dari Korea Selatan di bidang pertanian modern, sehingga Indonesia bisa memenuhi kebutuhan buah tropis untuk pasar Korea Selatan. Moeldoko menyoroti langkah Korea Selatan yang memulai budidaya padi varietas Tongil tahun 1961, dan berhasil mencapai swasembada dalam tempo sepuluh tahun.
Saat ini, kata Moeldoko, Indonesia berada dalam tahap inovasi riset pengembangan benih padi unggul M70D, yang menjanjikan hasil pada usia padi 70 hari atau lebih cepat 20 hari dengan hasil dua kali lipat produksi rata-rata nasional.
Sementara itu Hong Moon Pyo menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya atas upaya Indonesia, khususnya Moeldoko, dalam menjalin kerja sama pertanian dengan Korea Selatan. Menurutnya, Indonesia punya potensi besar karena lahannya yang luas, jumlah petani yang besar, dan kesiapan teknologi digital.
“Indonesia merupakan mitra potensial yang dapat membantu Korea Selatan mengembangkan pertanian modern,” kata Hong.
Hong juga menyambut peluang kerja sama yang lebih mendalam, terutama untuk membuka kesempatan bagi petani muda Indonesia. Beliau berharap agar pertemuan tersebut dapat menjadi awal bagi para petani muda Indonesia untuk belajar sambil bekerja, memanfaatkan pengalaman dan keberhasilan Korea Selatan dalam mengembangkan pertanian modern.
Pertemuan ini menandai langkah awal menuju kerjasama yang lebih erat antara Indonesia dan Korea Selatan di bidang pertanian dan energi hijau. Kedua negara menegaskan komitmennya untuk menciptakan masa depan yang cerah dan berkelanjutan.
Baca juga: BP2MI usul tambah kuota penempatan pekerja migran Indonesia di Korsel
Baca juga: RI dan Korsel sepakat kembangkan industri kendaraan listrik
Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2023
Tags: