Riau memasuki masa pemulihan
9 Juli 2013 11:52 WIB
Sejumlah prajurit TNI AD melintasi lahan hangus sisa kebakaran lahan di perkebunan nenas milik warga di Kecamatan Tanah Putih, Kabupaten Rokan Hilir, Riau, Rabu (26/6). (ANTARA FOTO/Wandy Hamid)
Pekanbaru (ANTARA News) - Provinsi Riau dinyatakan sudah melewati masa tanggap darurat asap akibat kebakaran hutan dan lahan, dan kini memasuki masa transisi untuk pemulihan.
"Status tanggap daruratnya sudah menurun, berlaku sejak tanggal 6 Juli lalu, sekarang berada pada masa transisi untuk pemulihan," kata Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada Satgas Tanggap Darurat Asap Agus Wibowo kepada Antara di Pekanbaru, Selasa.
Sebelumnya, Pemerintah Indonesia menetapkan status tanggap darurat asap di Riau pada 21 Juni akibat kebakaran hutan dan lahan, mengakibatkan kabut asap yang menyelimuti hingga Singapura dan Malaysia.
Agus mengatakan, hingga kini proses pemadaman masih berlangsung di beberapa daerah di Utara Riau, seperti Kabupaten Siak, Bengkalis, dan Dumai. Berdasarkan pantauan terakhir satelit NOAA 18, titik panas hanya terdeteksi sebanyak tiga titik.
"Meski terdeteksi hanya sisa tiga titik panas, namun laporan di lapangan masih ada kebakaran yang relatif kecil dan kami berupaya menuntaskannya," kata Agus.
Proses pemadaman masih dilakukan lewat udara dan darat. Penjatuhan bom air melibatkan empat helikopter, satu diantaranya baru tiba di Pekanbaru dan mampu mengangkut 4.500 liter air.
Ia menambahkan, pasukan reaksi cepat yang terdiri dari 2.000 personel rencananya akan dipulangkan ke Jakarta pada 21 Juli.
Secara terpisah, Wakil Gubernur Riau Mambang Mit mengaku bersyukur kondisi di Riau makin membaik dan udara lebih segar.
"Apresiasi setinggi-tingginya untuk BNPB, BPPT, TNI dan Polri. Kemudian untuk pihak terkait lainnya di Provinsi Riau, yang terus fokus dalam memadamkan titik api dan menghilangkan asap." kata Mambang.
"Status tanggap daruratnya sudah menurun, berlaku sejak tanggal 6 Juli lalu, sekarang berada pada masa transisi untuk pemulihan," kata Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada Satgas Tanggap Darurat Asap Agus Wibowo kepada Antara di Pekanbaru, Selasa.
Sebelumnya, Pemerintah Indonesia menetapkan status tanggap darurat asap di Riau pada 21 Juni akibat kebakaran hutan dan lahan, mengakibatkan kabut asap yang menyelimuti hingga Singapura dan Malaysia.
Agus mengatakan, hingga kini proses pemadaman masih berlangsung di beberapa daerah di Utara Riau, seperti Kabupaten Siak, Bengkalis, dan Dumai. Berdasarkan pantauan terakhir satelit NOAA 18, titik panas hanya terdeteksi sebanyak tiga titik.
"Meski terdeteksi hanya sisa tiga titik panas, namun laporan di lapangan masih ada kebakaran yang relatif kecil dan kami berupaya menuntaskannya," kata Agus.
Proses pemadaman masih dilakukan lewat udara dan darat. Penjatuhan bom air melibatkan empat helikopter, satu diantaranya baru tiba di Pekanbaru dan mampu mengangkut 4.500 liter air.
Ia menambahkan, pasukan reaksi cepat yang terdiri dari 2.000 personel rencananya akan dipulangkan ke Jakarta pada 21 Juli.
Secara terpisah, Wakil Gubernur Riau Mambang Mit mengaku bersyukur kondisi di Riau makin membaik dan udara lebih segar.
"Apresiasi setinggi-tingginya untuk BNPB, BPPT, TNI dan Polri. Kemudian untuk pihak terkait lainnya di Provinsi Riau, yang terus fokus dalam memadamkan titik api dan menghilangkan asap." kata Mambang.
Pewarta: FB Anggoro
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2013
Tags: