Pengungsi gempa Aceh capai 52.113 jiwa
9 Juli 2013 11:30 WIB
Gempa Aceh Tengah Warga berada di depan puing rumah yang roboh akibat gempa di Desa Selun, Kute Panang, Aceh Tengah, Aceh, Jumat (5/7). Gempa berkekuatan 6,2 SR yang mengguncang Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah itu mengakibatkan 30 orang meninggal, ratusan luka-luka dan ribuan bangunan rusak. (ANTARA FOTO/Irwanyah Putra) ()
Jakarta (ANTARA News) - Pengungsi gempa Aceh mencapai 52.113 jiwa atau 12.301 kepala keluarga yang tersebar di 70 titik pengungsian dan beberapa pengungsi mandiri yang berada di halaman atau pekarangan rumah dengan mendirikan tenda.
"Di Bener Meriah terdapat 19.984 jiwa atau 5.034 kepala keluarga dan di Aceh Tengah ada 32.129 jiwa atau 7.267 kepala keluarga," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho melalui pesan elektronik di Jakarta, Selasa.
Ia mengatakan, memasuki tujuh hari pascagempa 6,2 skala richter di Aceh, penanganan tanggap darurat masih dilakukan.
Menurut dia, Gubernur Aceh Zaini Abdullah menetapkan status tanggap darurat selama 3-17 Juli 2013, dan dapat diperpanjang sesuai kebutuhan di lapangan.
Ia mengatakan dalam rapat koordinasi yang dipimpin Wakil Gubernur Aceh Muzakir Manaf, disepakati bahwa di Bener Meriah terdapat delapan korban meninggal, yang sebelumnya dilaporkan sembilan orang, karena terjadi pencatatan ganda di Aceh Tengah, sehingga korban meninggal menjadi 39 orang.
"Korban ternyata warga Aceh Tengah yang saat gempa berada di Bener Meriah. Di Aceh Tengah korban meninggal ada 31 orang dan enam orang dinyatakan masih hilang," katanya.
Sementara itu, kerusakan rumah mencapai 16.019 unit, dimana 6.178 rumah rusak berat, 3.061 rumah rusak sedang, dan 6.780 rumah rusak ringan.
Ia mengemukakan, dalam Sidang Kabinet yang dipimpin Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada Senin (8/7), disetujui untuk mempercepat rehabilitasi dan rekonstruksi, khususnya di sektor perumahan.
"Kerusakan fasilitas umum ada 626 unit meliputi puskesmas dan bangunan layanan kesehatan lainnya 50 unit, masjid atau mushola 148 unit, sekolah 313 unit, meunasah 21 unit, kantor 77 unit dan rumah dinas dokter atau paramedis 17 unit," ujarnya.
Selain itu, ia mengatakan, distribusi tenda, selimut, permakanan, air bersih dan layanan kesehatan dilakukan kepada korban dengan bantuan personil yang dimobilisasi antara lain 1.003 personil TNI, 676 personil Polri, 125 personil dari BNPB, BPBA, Basarnas, pemda, Rapi dan lainnya, serta ratusan relawan.
"Sementara Foto-foto kondisi bencana Aceh dapat diakses di twitter @Sutopo_BNPB. Dan kebutuhan mendesak di antaranya tenda, selimut, makanan, kain sarung, kasur, air bersih," ujar Sutopo.
"Di Bener Meriah terdapat 19.984 jiwa atau 5.034 kepala keluarga dan di Aceh Tengah ada 32.129 jiwa atau 7.267 kepala keluarga," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho melalui pesan elektronik di Jakarta, Selasa.
Ia mengatakan, memasuki tujuh hari pascagempa 6,2 skala richter di Aceh, penanganan tanggap darurat masih dilakukan.
Menurut dia, Gubernur Aceh Zaini Abdullah menetapkan status tanggap darurat selama 3-17 Juli 2013, dan dapat diperpanjang sesuai kebutuhan di lapangan.
Ia mengatakan dalam rapat koordinasi yang dipimpin Wakil Gubernur Aceh Muzakir Manaf, disepakati bahwa di Bener Meriah terdapat delapan korban meninggal, yang sebelumnya dilaporkan sembilan orang, karena terjadi pencatatan ganda di Aceh Tengah, sehingga korban meninggal menjadi 39 orang.
"Korban ternyata warga Aceh Tengah yang saat gempa berada di Bener Meriah. Di Aceh Tengah korban meninggal ada 31 orang dan enam orang dinyatakan masih hilang," katanya.
Sementara itu, kerusakan rumah mencapai 16.019 unit, dimana 6.178 rumah rusak berat, 3.061 rumah rusak sedang, dan 6.780 rumah rusak ringan.
Ia mengemukakan, dalam Sidang Kabinet yang dipimpin Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada Senin (8/7), disetujui untuk mempercepat rehabilitasi dan rekonstruksi, khususnya di sektor perumahan.
"Kerusakan fasilitas umum ada 626 unit meliputi puskesmas dan bangunan layanan kesehatan lainnya 50 unit, masjid atau mushola 148 unit, sekolah 313 unit, meunasah 21 unit, kantor 77 unit dan rumah dinas dokter atau paramedis 17 unit," ujarnya.
Selain itu, ia mengatakan, distribusi tenda, selimut, permakanan, air bersih dan layanan kesehatan dilakukan kepada korban dengan bantuan personil yang dimobilisasi antara lain 1.003 personil TNI, 676 personil Polri, 125 personil dari BNPB, BPBA, Basarnas, pemda, Rapi dan lainnya, serta ratusan relawan.
"Sementara Foto-foto kondisi bencana Aceh dapat diakses di twitter @Sutopo_BNPB. Dan kebutuhan mendesak di antaranya tenda, selimut, makanan, kain sarung, kasur, air bersih," ujar Sutopo.
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2013
Tags: