372 sekolah rusak berat akibat gempa "gayo"
9 Juli 2013 09:33 WIB
Gempa Aceh Tengah Warga mencari korban gempa yang diduga masih tertimbun di runtuhan masjid di Lampahan Timur, Aceh Tengah Provinsi Aceh. Rabu (3/7). Gempa berkekuatan 6,2 SR itu mengakibatkan 17 orang tewas, 15 lainnya masih dinyatakan hilang, ribuan bangunan hancur dan ribuan orang mengungsi. (FOTO ANTARA/Rahmad/ed/Spt/13) ()
Ketol, Aceh (ANTARA News) - Sebanyak 372 gedung sekolah di Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah, Provinsi Aceh, mengalami rusak parah, akibat gempa berkekuatan 6,2 skala Richter yang mengguncang Tanah "Gayo"itu, Selasa (2/7).
Kepala Dinas Pendidikan Aceh Anas M Adam di Desa Genting Bulen, Kecamatan Ketol, Aceh Tengah, Selasa menyatakan, bangunan sekolah tersebut tidak bisa lagi dimanfaatkan, sehingga hasrus dibongkar total.
Disebutkan, dari sekolah yang rusak tersebut di Aceh Tengah yang paling banyak yakni 313 unit, sedangkan Bener Meriah 59 unit.
Dari jumlah sekolah tersebut terdapat 1.907 ruang kelas, guru, perpustakaan, dan laboraturium. Dari jumlah tersebut yang paling banyak di Aceh Tengah sebanyak 1.380 ruang dan Bener Meriah 285 ruang.
Ruang kelas yang paling banyak untuk SD, yakni 695ruang yang tersebar di Aceh Tengah sebanyak 560 ruang dan di bener Meriah 135 ruang, kemudian SMP sebanyak 256 ruang yang tesebar di Aceh Tengah 171 ruang dan Bener Meriah 85 ruang.
Selanjutnya, untuk SMA sebanyak 152 ruang yang tersebar di Aceh Tengah 98 ruang dan Bener Meriah 54 ruang, dan terakhir SMK sebanyak 30 ruang yang hanya terdapat di Aceh Tengah.
Untuk membangun kembali sekolah tersebut membutuhkan waktu lama, sehingga untuk kegiatan belajar mengajar akan dibangun sekolah sementara dengan mendirikan tenda-tenda.
Untuk mengadakan tenda, kata Anas, UNICEF juga akan membantu, sehingga pada tahun ajaran baru nanti, kegiatan belajar mengajar tetap berjalan sesuai jadwal, katanya.
Untuk menanggulangi jumlah guru akan diperbantukan dari daerah lainnya yang jumlahnya lebih banyak.
Sementara itu, Dinas Pendidikan Aceh bekerjasama dengan UNICEF mendirikan "trauma healing" (prakarsa menghilangkan trauma) bagi anak-anak korban gempa di tiga titik pengungsian, yakni di dua titik di Aceh Tengah dan satu titik di Bener Meriah.
"Trauma healing ini kita fokuskan di lokasi pengungsian yang jumlahnya lebih banyak," kata Anas yang didamping Kepala UNICEF Perwakilan Aceh Umar Abdul Azis.
Untuk mendukung kegiatan itu, UNICEF menyediakan tiga tenaga konseling dari Kemensos dan dibantu sejumlah guru PAUD dari Aceh Tengah dan Bener Meriah.
Gempa yang terjadi pada siang hari itu pukul 14.37 WIB juga mengakibatkan korban jiwa sebanyak 39 meninggal dunia yang tersebar di Kabupaten Bener Meriah 9 orang dan Aceh Tengah 30 orang.
Selanjutnya, rumah warga yang rusak berat, sedang, dan ringan mencapai 16.019 unit. Rumah rusak yang paling terdapat di Aceh Tengah sebanyak 13.862 unit yang terdiri atas 5.516 unit rusak berat, 3.061 rusak sedang, dan 5.596 unit rusak ringan.
Kemudian di Kabupaten Bener Meriah sebanyak 2.257 unit yang terdiri atas 662 unit rusak berat, 311 unit rusak sedang dan 1.184 unit rusak ringan.
Kepala Dinas Pendidikan Aceh Anas M Adam di Desa Genting Bulen, Kecamatan Ketol, Aceh Tengah, Selasa menyatakan, bangunan sekolah tersebut tidak bisa lagi dimanfaatkan, sehingga hasrus dibongkar total.
Disebutkan, dari sekolah yang rusak tersebut di Aceh Tengah yang paling banyak yakni 313 unit, sedangkan Bener Meriah 59 unit.
Dari jumlah sekolah tersebut terdapat 1.907 ruang kelas, guru, perpustakaan, dan laboraturium. Dari jumlah tersebut yang paling banyak di Aceh Tengah sebanyak 1.380 ruang dan Bener Meriah 285 ruang.
Ruang kelas yang paling banyak untuk SD, yakni 695ruang yang tersebar di Aceh Tengah sebanyak 560 ruang dan di bener Meriah 135 ruang, kemudian SMP sebanyak 256 ruang yang tesebar di Aceh Tengah 171 ruang dan Bener Meriah 85 ruang.
Selanjutnya, untuk SMA sebanyak 152 ruang yang tersebar di Aceh Tengah 98 ruang dan Bener Meriah 54 ruang, dan terakhir SMK sebanyak 30 ruang yang hanya terdapat di Aceh Tengah.
Untuk membangun kembali sekolah tersebut membutuhkan waktu lama, sehingga untuk kegiatan belajar mengajar akan dibangun sekolah sementara dengan mendirikan tenda-tenda.
Untuk mengadakan tenda, kata Anas, UNICEF juga akan membantu, sehingga pada tahun ajaran baru nanti, kegiatan belajar mengajar tetap berjalan sesuai jadwal, katanya.
Untuk menanggulangi jumlah guru akan diperbantukan dari daerah lainnya yang jumlahnya lebih banyak.
Sementara itu, Dinas Pendidikan Aceh bekerjasama dengan UNICEF mendirikan "trauma healing" (prakarsa menghilangkan trauma) bagi anak-anak korban gempa di tiga titik pengungsian, yakni di dua titik di Aceh Tengah dan satu titik di Bener Meriah.
"Trauma healing ini kita fokuskan di lokasi pengungsian yang jumlahnya lebih banyak," kata Anas yang didamping Kepala UNICEF Perwakilan Aceh Umar Abdul Azis.
Untuk mendukung kegiatan itu, UNICEF menyediakan tiga tenaga konseling dari Kemensos dan dibantu sejumlah guru PAUD dari Aceh Tengah dan Bener Meriah.
Gempa yang terjadi pada siang hari itu pukul 14.37 WIB juga mengakibatkan korban jiwa sebanyak 39 meninggal dunia yang tersebar di Kabupaten Bener Meriah 9 orang dan Aceh Tengah 30 orang.
Selanjutnya, rumah warga yang rusak berat, sedang, dan ringan mencapai 16.019 unit. Rumah rusak yang paling terdapat di Aceh Tengah sebanyak 13.862 unit yang terdiri atas 5.516 unit rusak berat, 3.061 rusak sedang, dan 5.596 unit rusak ringan.
Kemudian di Kabupaten Bener Meriah sebanyak 2.257 unit yang terdiri atas 662 unit rusak berat, 311 unit rusak sedang dan 1.184 unit rusak ringan.
Pewarta: Heru Dwi S
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2013
Tags: