Dubes AS bantu korban gempa Aceh
9 Juli 2013 07:14 WIB
Korban gempa tektonik kabupaten Aceh Tengah memilih pakaian layak pakai sumbangan dermawan di posko pengungsian Desa Kute Gelime, Kec. Ketol, Kab. Aceh Tengah, Aceh, Senin (8/7/13). Bencana gempa dengan kekuatan 6,2 SR yang terjadi pada 2 Juli 2013 mengakibatkan 39 warga meninggal, enam hilang, ratusan cidera dan 22.135 warga terpaksa mengungsi akibat bangunan rumahnya rusak parah. (ANTARA FOTO/Irwansyah Putra)
Jayapura (ANTARA News) - Duta Besar Amerika Serikat (AS) Scot Marciel memberikan bantuan kemanusiaan sebesar 100.000 dolar AS guna mendukung upaya tanggap darurat sehubungan dengan gempa bumi dahsyat yang mengguncang Aceh bagian tengah tanggal 2 Juli lalu.
Dubes Scot mengatakan bantuan ini akan diberikan melalui Kantor Bantuan Bencana Luar Negeri AS (Office of U.S. Foreign Disaster Assistance), yang berada di bawah naungan Badan Pembangunan Internasional AS (USAID) dan berkordinasi dengan satuan tangap darurat pemerintah Indonesia di tingkat provinsi guna menyalurkan kebutuhan-kebutuhan yang sifatnya mendesak.
"Kami menyampaikan rasa simpati kepada para korban gempa bumi yang melanda Bener Meriah dan Aceh Tengah," ujarnya melalui siaran pers diterima ANTARA di Jayapura, Selasa.
Menurutnya, kontribusi Amerika Serikat akan disalurkan melalui Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) yang akan mengkoordinasikan segala bentuk bantuan dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah di Aceh.
Bantuan itu akan digunakan untuk mendukung pengadaan dan distribusi barang-barang bantuan darurat, termasuk bahan-bahan yang memungkinkan para korban untuk kembali ke kediaman masing-masing.
"Saya merasa sangat tersentuh ketika para warga Aceh menyampaikan belasungkawa mereka atas bencana tornado yang baru-baru ini terjadi di negara bagian Oklahoma, AS. Dengan semangat persahabatan, kami mengulurkan bantuan di saat yang penuh cobaan seperti ini," tandasnya.
Tidak hanya itu, Scot melanjutkan, selain bantuan dari pemerintah AS, Kamar Dagang dan Industri Amerika Serikat (AmChAM) Indonesia juga akan mengkoordinasikan upaya tanggap bencana dari perusahaan-perusahaan Amerika yang berbasis di Indonesia.
"Pemerintah Amerika Serikat senantiasa bekerjasama dengan erat dengan Indonesia untuk mempersiapkan diri dalam tanggap bencana alam," urainya.
Ia menambahkan gempa bumi pada 2 Juli lalu telah menimbukan kerusakan sejumlah bangunan, khususnya di kabupaten-kabupaten yang paling terkena dampaknya. Tercatat 40 orang tewas dan lebih dari 22,000 warga kehilangan rumah.
Dalam sepuluh tahun terakhir, USAID telah membantu penanganan banjir di Jakarta tahun 2013, banjir di Ambon tahun 2012, bencana Gunung Merapi tahun 2010, gempa bumi di Padang tahun 2009, gempa bumi di Yogyakarta tahun 2006, dan tsunami di Aceh tahun 2004. Dimana USAID sendiri adalah institusi pemerintahan AS yang memberikan bantuan ekonomi, pembangunan, serta bantuan kemanusiaan di seluruh belahan dunia.
Dubes Scot mengatakan bantuan ini akan diberikan melalui Kantor Bantuan Bencana Luar Negeri AS (Office of U.S. Foreign Disaster Assistance), yang berada di bawah naungan Badan Pembangunan Internasional AS (USAID) dan berkordinasi dengan satuan tangap darurat pemerintah Indonesia di tingkat provinsi guna menyalurkan kebutuhan-kebutuhan yang sifatnya mendesak.
"Kami menyampaikan rasa simpati kepada para korban gempa bumi yang melanda Bener Meriah dan Aceh Tengah," ujarnya melalui siaran pers diterima ANTARA di Jayapura, Selasa.
Menurutnya, kontribusi Amerika Serikat akan disalurkan melalui Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) yang akan mengkoordinasikan segala bentuk bantuan dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah di Aceh.
Bantuan itu akan digunakan untuk mendukung pengadaan dan distribusi barang-barang bantuan darurat, termasuk bahan-bahan yang memungkinkan para korban untuk kembali ke kediaman masing-masing.
"Saya merasa sangat tersentuh ketika para warga Aceh menyampaikan belasungkawa mereka atas bencana tornado yang baru-baru ini terjadi di negara bagian Oklahoma, AS. Dengan semangat persahabatan, kami mengulurkan bantuan di saat yang penuh cobaan seperti ini," tandasnya.
Tidak hanya itu, Scot melanjutkan, selain bantuan dari pemerintah AS, Kamar Dagang dan Industri Amerika Serikat (AmChAM) Indonesia juga akan mengkoordinasikan upaya tanggap bencana dari perusahaan-perusahaan Amerika yang berbasis di Indonesia.
"Pemerintah Amerika Serikat senantiasa bekerjasama dengan erat dengan Indonesia untuk mempersiapkan diri dalam tanggap bencana alam," urainya.
Ia menambahkan gempa bumi pada 2 Juli lalu telah menimbukan kerusakan sejumlah bangunan, khususnya di kabupaten-kabupaten yang paling terkena dampaknya. Tercatat 40 orang tewas dan lebih dari 22,000 warga kehilangan rumah.
Dalam sepuluh tahun terakhir, USAID telah membantu penanganan banjir di Jakarta tahun 2013, banjir di Ambon tahun 2012, bencana Gunung Merapi tahun 2010, gempa bumi di Padang tahun 2009, gempa bumi di Yogyakarta tahun 2006, dan tsunami di Aceh tahun 2004. Dimana USAID sendiri adalah institusi pemerintahan AS yang memberikan bantuan ekonomi, pembangunan, serta bantuan kemanusiaan di seluruh belahan dunia.
Pewarta: Hendrina Dian Kandipi
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2013
Tags: