Jakarta (ANTARA News) - Himpunan Mahasiswa Banten (HMB) di Jakarta menilai Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Moh Jumhur Hidayat sebagai aset nasional untuk regenerasi kepemimpinan bangsa.
Ketua Umum HMB Jakarta Usep Ardabily Mujani di Jakarta, Senin, menyatakan deklarasi dukungan aliansi buruh Jawa Barat di Bandung, Minggu (7/7) untuk mendukung Jumhur ikut dalam konvensi calon presiden Partai Demokrat perlu disambut baik oleh berbagai pihak termasuk internal Partai Demokrat.
"Dukungan ini adalah suara demokrasi dari bawah apalagi figur Jumhur Hidayat juga dikenal secara nasional sekaligus diakui rekam jejak perjuangannya dalam membela nasib rakyat sejak menjadi aktivis mahasiswa Institut Teknologi Bandung tahun 80-an," kata Usep.
Menurut dia, kelayakan potensi kaum muda yang dimiliki Jumhur jelas tidak boleh tersia-siakan sehingga diperlukan pengakomodasian oleh partai politik dalam bentuk ruang di tingkat nasional, termasuk melalui agenda konvensi capres.
Usep menyatakan proses regenerasi kepemimpinan bangsa sudah saatnya dilakukan pada momentum Pemilihan Umum Presiden (Pilpres) 2014.
"Dengan demikian, semua kalangan harus menyikapi serius terkait keharusan regenerasi kepada orang muda. Jika diabaikan, maka ke depan akan sulit bagi bangsa ini menghadirkan pemimpin yang berasal dari kaum muda," ujarnya.
Ia menambahkan pemunculan pemimpin muda jangan dihalangi dengan pikiran sempit termasuk menggunakan pertimbangan ketidaksiapan orang muda.
"Jumhur Hidayat adalah salah satunya. Sebagai Kepala BNP2TKI, dia pun terhitung sangat peduli pada upaya pemartabatan TKI, sebagaimana perhatiannya untuk para keluarga TKI di Banten secara langsung," katanya.
Semangat mendorong orang muda ke dalam mandat kepemimpinan nasional, juga bersifat seiring dengan mulai kukuhnya barisan pemimpin muda yang telah mengisi kepemimpinan sejumlah negara di dunia, katanya.(*)
Mahasiswa Banten nilai Jumhur aset regenerasi bangsa
8 Juli 2013 22:29 WIB
Jumhur Hidayat. (FOTO ANTARA/Regina Safri)
Pewarta: Budi Setiawanto
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013
Tags: