Palembang (ANTARA) -
Gelapnya malam perlahan berganti terang ketika tim dari Bank Indonesia yang didampingi anggota TNI AL tiba di Pos Pengamat (Posmat) 1 Ilir, Kota Palembang.

Sejenak kemudian tim menyusuri aliran Sungai Musi dari Kota Palembang menuju ke wilayah Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan, yang berjarak sekitar 60 kilometer.

Alunan air Sungai Musi yang cukup tenang, ditimpa angin sepoi-sepoi mengiringi perjalanan menggunakan kapal TNI AL lebih dari satu jam lamanya . Panorama alam yang indah terhampar selama perjalanan. Pepohonan rindang, rumah-rumah apung milik warga, kapal-kapal tongkang pengangkut pupuk, dan juga speedboat, menjadi penghiasnya.

Melihat tim dari BI yang didampingi anggota TNI AL melintas di perairan Sungai Musi cukup menarik perhatian warga yang melintas. Mereka melambaikan tangan sembari merekam momen tersebut dengan kamera ponselnya.

Setelah lebih dari satu jam perjalanan, kapal berhenti di Pos Polairud Kepolisian Daerah Sumatera Selatan Polairud di Muara Kumbang, Kabupaten Banyuasin.

Perjalanan kemudian dilanjutkan dengan berjalan kaki sekitar 10 menit menuju Kantor Desa Muara Kumbang. Warga nampak antusias menyambut kedatangan tim dari BI yang didampingi personel TNI AL.


Sosialisasi

Setibanya di kantor desa, tim dari BI langsung menyapa warga yang antusias mengikuti kegiatan. Kegiatan dimulai dengan sosialisasi sekaligus kampanye kepada warga tentang Cinta, Bangga, Paham Rupiah, termasuk pengenalan sistem pembayaran menggunakan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS).

Sebagai Bank Sentral, BI mempunyai tujuan untuk mencapai stabilitas nilai rupiah, memelihara stabilitas sistem pembayaran, dan turut menjaga stabilitas sistem keuangan, dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.​ Untuk mencapai tujuan tersebut BI bertugas mengelola tiga bidang yaitu moneter, sistem pembayaran, dan stabilitas sistem keuangan.

Terkait dengan hal tersebut, BI mengajak masyarakat Indonesia untuk turut mengikuti kampanye Cinta, Bangga, Paham Rupiah.
Cinta Rupiah merupakan perwujudan dari kemampuan masyarakat untuk mengenal karakteristik dan desain rupiah, memperlakukan rupiah secara tepat, menjaga dirinya dari kejahatan uang palsu. Caranya, dengan mengenali, merawat, dan menjaga.

Sedangkan Bangga Rupiah, merupakan perwujudan dari kemampuan masyarakat memahami rupiah sebagai alat pembayaran yang sah, simbol kedaulatan NKRI, dan alat pemersatu bangsa.

Sementara itu, Paham Rupiah merupakan perwujudan kemampuan masyarakat memahami peran rupiah dalam peredaran uang, stabilitas ekonomi, dan fungsinya sebagai alat penyimpan nilai kemampuan. Jadi, masyarakat diharapkan paham dalam bertransaksi, berbelanja, dan berhemat.

Selain sosialisasi, dalam kegiatan tersebut dikenalkan pula QRIS atau Quick Response Code Indonesian Standard. Sistem layanan ini merupakan standar kode QR Nasional untuk memfasilitasi pembayaran kode QR di Indonesia yang diluncurkan oleh BI dan Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI) pada 17 Agustus 2019.

QRIS adalah standarisasi pembayaran menggunakan metode QR Code dari BI agar proses transaksi dengan QR Code menjadi lebih mudah, cepat, dan terjaga keamanannya.

Dengan QRIS, seluruh aplikasi pembayaran dari penyelenggara manapun baik bank dan nonbank yang digunakan masyarakat, dapat digunakan di seluruh toko, pedagang, warung, parkir, tiket wisata, donasi (merchant) berlogo QRIS, meskipun penyedia QRIS di merchant berbeda dengan penyedia aplikasi yang digunakan masyarakat.

Merchant hanya perlu membuka rekening atau akun pada salah satu penyelenggara QRIS yang sudah berizin dari BI​. Selanjutnya, merchant sudah dapat menerima pembayaran dari masyarakat menggunakan QR dari aplikasi manapun penyelenggaranya.

Usai sosialisasi, dilanjutkan dengan kegiatan penukaran uang rupiah lama dengan uang baru. Tim BI yang didampingi personel TNI AL membawa empat peti senilai dua miliar rupiah. Uang baru tersebut disiapkan untuk melayani warga yang akan menukar uang.

Warga tampak antusias dan rela antre untuk menukarkan uang. “Dengan kegiatan ini kami bisa menukarkan uang. Kalau tidak ada kegiatan seperti ini kami tidak tau mau menukarkan kemana, karena untuk menukarkan uang rusak ke Kota Palembang, jauh” kata Zakaria seorang warga (65) tahun.

Setelah kegiatan tersebut berakhir warga tak lupa mengabadikan momen dengan berfoto bersama tim BI dan para anggota TNI AL yang berseragam lengkap, sehingga menarik perhatian warga.

Kordinator Pelayaran TNI AL Palembang, Letnan Desi, mengatakan bahwa pelayaran dari Kota Palembang menyusuri Sungai Musi hingga Kabupaten Banyuasin adalah dalam rangka mengawal kegiatan sosialisasi serta pelayanan tukar rupiah oleh BI. Pengawalan dilakukan selama dua hari hingga program pelayanan tukar rupiah tersebut selesai.

Kegiatan pelayanan penukaran uang rupiah tersebut merupakan wujud sinergi kerja sama TNI AL dan BI. Susur Sungai Musi kali ini merupakan yang ketiga kali dilaksanakan setelah sebelumnya dilaksanakan pada Februari 2023 dan April 2023. Pelayanan susur sungai seperti ini sangat penting untuk memberikan layanan penukaran uang rupiah yang tidak layak edar.




Tim Bank Indonesia dan personil TNI AL membawa peti rupiah (ANTARA/ M Imam Pramana)

Penukaran uang rupiah ini juga merupakan cerminan betapa pentingnya rupiah untuk kekuatan nilai ekonomi bangsa. Layanan penukaran uang oleh BI seperti ini menjangkau wilayah (3T) yakni wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar.

Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Destry Damayanti di Palembang, mengatakan bahwa nilai tukar harus ada tata kelola yang baik. Sedangkan
untuk mewujudkan cerminan kedaulatan rupiah, BI bersinergi dengan berbagai pihak. Program Cinta, Bangga dan Paham Rupiah ini harus menyentuh semua masyarakat Indonesia.