Jakarta (ANTARA) - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman memberikan tips agar generasi muda meraih kesuksesan. Dua sikap di antaranya adalah memuliakan kedua orang tua serta membiasakan hidup disiplin dengan cara tidak ngaret alias membuang waktu ketika sudah berjanji.





Menurut Amran, memuliakan orang tua adalah sikap manusia sejati dalam membalas jutaan kebaikan mereka atas kehidupan yang kini dijalani. Sementara disiplin adalah cermin karakter seseorang dalam meraih keberhasilan.




"Kunci sukses menurut saya ada dua. Pertama muliakan orang tua dan kedua jangan hobi ngaret alias disiplin. Saya kira ini yang harus dijaga terutama oleh kalangan generasi muda," ujar Mentan Amran saat menjadi bintang tamu pada podcast Sekretaris Kabinet RI, Sabtu.




Amran menceritakan, perjuangan dirinya sebelum menapaki pengusaha sukses dimulai dari kehidupan yang teramat perih. Waktu muda, Amran mengaku sudah memantau ke Jakarta dan tidur di Masjid Istiqlal. Amran juga bulak balik menginap dari satu rumah ke rumah lainya untuk menjejaki kerasnya kehidupan. Satu hal yang paling diingat, Amran sering tidur di kasur yang sudah berjamur.




"Dulu ada senior yang merelakan tempat tidurnya alias kasur yang sudah berjamur. Nah saya sering tidur disitu. Saya jiga ke Jakarta pilihan satu satunya tempat tinggal adalah masjid ke masjid," katanya




Berbekal pengalaman ini, Amran mengajarkan bahwa hidup bukan sekedar hidup, akan tetapi harus memiliki makna dan pengalaman pahit tentang perjuangan untuk mengubah keadaan. Dia mencontohkan, kehidupan nyata harus memiliki pressure untuk membuat manusia jauh lebih kuat.




"Tekanan pressure yang keras akan menciptakan diri menjadi lebih kuat. Alhamdulliah dulu aku nginep di masjid dan sekarang aku membangun masjid besar. Nah generasi muda tuh harus seperti itu supaya otaknya cerdas," katanya.




Selesai membuat masjid, Amran terus bergerak memberi kontribusi terhadap masyarakat. Saat ini, pengusaha yang sukses dengan omset triliunan tersebut sedang membangun rumah sakit internasional di Sulawesi Selatan.




"Setelah masjid selesai kami ingin membangun rumah sakit internasional agar saudara-saudara kita yang sakit bisa berobat di dalam negeri. Kenapa? Karena berobat ke luar negeri itu 1,5 juta per tahun itu kurang lebih 1,6 triliun per tahun. Nah saya mencoba membangun rumah sakit yang megah, dan ini semacam membangun community baru yang mimpi kami adalah mencetak generasi muda yang tangguh bermoral dan berkarakter" jelasnya.