Kairo (ANTARA News) - Pihak keamanan pada Senin pagi waktu setempat menembakkan gas air mata untuk membubarkan unjuk rasa pendukung presiden terguling Mohamed Moursi di gedung Garda Republik, tempat Moursi ditahan.

"Awas ada korban luka, minta jalan, minta jalan," teriak pengawal ambulans lewat pengeras suara yang membawa korban luka ke Rumah Sakit Rabiah Adwiyah, tempat pendukung Moursi berunjuk rasa.

Petugas ambulans yang dikerumuni massa itu mengatakan korban yang terluka karena tembakan gas air mata itu berasal dari Garda Republik.

Beberapa ambulans meraung-raung bolak-balik menerobos kerumunan massa antara Rumah Sakit Rabiah dan gedung Garda Garda Republik yang berdekatan dengan Rabiah Adawiyah.

Massa di Bundaran Rabiah sempat panik dan mengumandangkan takbir, "Allahu Akbar", demikian berteriak di antara suara-suara tembakan gas air mata.

Sejak Moursi ditahan pada Rabu lalu, massa Ikhwanul Muslimin menduduki halaman Garda Republik yang dikelilingi kawat berduri dan tank tempur.

Bentrokan pada Jumat lalu di Garda Republik menewaskan tiga orang pendukung Moursi.

Demontrasi besar pendukung dan anti-Moursi di Kairo pada Minggu (7/7) berlangsung aman, namun bentrokan dilaporakan terjadi bentrokan.

Ikhwanul Muslimin menyatakan akan terus berunjuk rasa hingga keabsahan Presiden Moursi dikembalikan.

Beberapa petinggi Ikhwanul Muslimin ditahan kejaksaan atas tuduhan bertanggung jawab atas terbunuhnya delapan demontran oposisi yang menyerang Markas Besar Ikhwanul Muslimi pekan lalu.

Petinggi Ikhwanul Muslimin yang ditahan itu di antaranya, Ketua Partai Kebebasan dan Keadilan Saad Katatni dan Wakil Ketua Mursyid/Pemimpin Tertinggi Ikhwan, Khairat Al Shater.