Jakarta (ANTARA) - Indonesia melalui Kementerian Pertanian (Kementan) memperkuat kerja sama di bidang peternakan dengan Ministry of Agriculture, Livestock, Fisheries and Forestry (MALFF) Timor Leste.

Wakil Menteri Pertanian Harvick Hasnul Qolbi menyampaikan bahwa Kementan berkomitmen untuk menjaga mutu komoditas pertanian melalui berbagai pendampingan, pembinaan, sertifikasi dan penjaminan keamanan pangan

Penjaminan ini, menurut Harvick di Jakarta, Jumat, dibuktikan dengan diterimanya produk peternakan Indonesia khususnya unggas ke beberapa negara seperti Singapura, Jepang, Myanmar, Bangladesh, dan terakhir ke Uni Emirat Arab.

“Ini merupakan wujud komitmen kami untuk mewujudkan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia pada tahun 2045, dan tentu saja kita berharap Timor Leste dapat berperan serta,” ujar Harvic.

Baca juga: NTT terapkan zero risk dalam kebijakan ekspor impor peternakan

Dia menyebutkan Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat sektor perdagangan pertanian Indonesia dan Timor Leste mengalami pertumbuhan positif pada tahun ini, dengan pertumbuhan volume ekspor 8 persen hingga 11 persen dibandingkan 2022.

Produk pertanian Indonesia yang diekspor ke Timor Leste di antaranya gandum, kedelai, kacang hijau, tomat, jeruk, gula, susu, pakan, dan produk unggas.

Produk pertanian yang masuk dari Timor Leste diantaranya vanili, kelapa, kopi, cengkih, kacang tanah, porang dan kulit.

Pada komoditas peternakan, sampai Oktober 2023, tercatat bahwa Indonesia telah mengekspor komoditas peternakan sebesar 10.733 ton senilai 17,2 juta dolar AS dan Timor Leste telah mengekspor ke Indonesia sebesar 193 ton atau senilai 23 ribu dolar AS.

“Saya berharap Indonesia dan Timor Leste dapat terus berinteraksi dan terjadi transfer teknologi yang bermanfaat bagi pengembangan sektor pertanian melalui kerja sama teknis dan ilmiah,” tutur Harvick.

Baca juga: Wamentan ungkap langkah dalam meningkatkan produksi gula
Menteri Muda Peternakan Timor Leste, Jose Vieira de Aradjo mengatakan kerja sama Indonesia-Timor Leste dalam bidang pertanian khususnya peternakan telah lama terjalin dan tidak ingin hanya diperbaharui, tetapi juga ditingkatkan lagi.

“Harapan bahwa Timor Leste bisa ikut berperan serta dalam hal diterimanya produk peternakan Indonesia serta teknologi dan inovasi bidang pertanian, saya menyambut baik keinginan tersebut”, imbuhnya.

Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan, Nasrullah mengatakan, kerja sama Indonesia-Timor Leste telah lama terjalin dalam memastikan pasokan bahan pangan yang berkelanjutan di kedua negara terutama pada subsektor peternakan.

Bentuk kerja sama kedua negara sudah dikukuhkan dalam bentuk komitmen melalui penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Kementerian Pertanian dan Kementerian Pertanian Timor Leste yang telah ditandatangani pada 19 Juli 2022.

“Penandatanganan Technical Arrangement (TA) yang mengatur lebih rinci bentuk kerjasama antara Indonesia-Timor Leste telah dilakukan pada 26 September 2022,” ujarnya.

Selain kerja sama di bidang pangan, Nasrullah menambahkan, Kementerian Pertanian juga aktif berkoordinasi terkait kerja sama di bidang penyediaan vaksin Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) dan vaksin Rabies dalam rangka pengendalian penyakit hewan di Timor Leste.

Baca juga: Ekonom: Perlambatan ekonomi AS dan China pengaruhi ekspor Indonesia
Wakil Menteri Pertanian Harvick Hasnul Qolbi menerima kunjungan delegasi Ministry of Agriculture, Livestock, Fisheries and Forestry - Republic Democratic Timor Leste di Kantor Pusat Kementerian Pertanian, Jakarta pada Kamis (23/11).

Dalam rangkaian kunjungan tanggal 23–26 November 2023, delegasi Timor Leste juga akan melakukan onsite Import Risk Analysis (IRA) pada unit usaha unggas PT. Super Unggas Jaya (SUJA) di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Setelah proses IRA dilalui, PT SUJA dapat melakukan ekspor produknya ke Timor Leste.