Istanbul (ANTARA News) - Kelompok oposisi Suriah, Koalisi Nasional, memilih Ahmad Jarba sebagai presiden setelah pemungutan suara lanjutan diselenggarakan di Istanbul, Turki, Sabtu.

Jarba, tokoh suku dari Provinsi Hasaka di bagian timur negeri tersebut, dipandang memiliki hubungan erat dengan Arab Saudi. Ia mengalahkan calon kuat lain, pengusaha Mustafa Sabbagh yang didukung Qatar.

Pengumumnan itu disampaikan oposisi dalam satu taklimat di Hotel Gonen, sebelah barat Istanbul, demikian laporan Xinhua, Sabtu malam.

Kelompok oposisi Suriah sebelumnya menghadapi kebuntuan dalam memilih pemimpin baru saat 114 anggota penting memulai hari ketiga pertemuan mereka Sabtu ini di Istanbul, Turki.

Di antara kelima calon bagi ketua baru adalah Ahmad Jarba yang memiliki hubungan dengan Arab Saudi, sedangkan Mustafa Sabbagh, Sekretaris Jenderal Koalisi, mendapat dukungan Qatar.

Namun, tak seorang pun dari keduanya meraih mayoritas suara pada babak pertama pemilihan.

Oposisi Suriah telah lama terpecah akibat pandangan yang berbeda antara blok dukungan Arab Saudi, blok Ikhwanul Muslimin dan anggota dukungan Qatar.

Mantan pemimpin koalisi itu meletakkan jabatan beberapa bulan lalu akibat perbedaan pendapat mengenai peluang pembicaraan dengan Pemerintah Damaskus.

Selasa (2/7) Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry mengatakan AS dan Rusia berjanji menyelenggarakan konferensi perdamaian mengenai Suriah, tetapi mungkin setelah Agustus.

Konflik Suriah berkecamuk antara pasukan yang setia kepada Pemerintahan Presiden Bashar al-Assad dan mereka yang berusaha menggulingkannya sejak 15 Maret 2011 dan telah menewaskan lebih dari 90.000 orang.

penerjemah Chaidar Abdullah