Jakarta (ANTARA) - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyatakan implementasi teknologi tepat guna dapat meningkatkan ketahanan pangan guna memenuhi kebutuhan dasar manusia.

"Salah satu upaya untuk meningkatkan ketahanan pangan adalah menciptakan dan mengembangkan teknologi yang mudah diadopsi dan diduplikasi," kata Koordinator Pelaksana Fungsi Pelatihan Hayati, Pangan, dan Kesehatan BRIN Rinawati Anwar dalam diskusi bertajuk peralatan teknologi tepat guna untuk ketahanan pangan yang dipantau di Jakarta, Jumat.

Rinawati mengatakan ketahanan pangan merupakan salah satu sektor prioritas pembangunan dan menjadi agenda khusus dari pemerintah yang masuk ke dalam program Nawacita serta masuk ke dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2020-2024.

Ketahanan pangan merupakan kondisi terpenuhinya kebutuhan pangan bagi seluruh masyarakat baik secara kuantitas, kualitas, dan kontinuitas.

Periset Teknologi Tepat Guna BRIN Maulana Furqon menuturkan pihaknya terus melakukan riset dan inovasi terkait teknologi-teknologi yang dapat meningkatkan atau dapat menjaga ketersediaan pangan atau produk-produk pangan yang diolah masyarakat.

Kegiatan riset dan inovasi itu menghasilkan berbagai peralatan dan teknologi proses untuk mendukung ketahanan pangan nasional.

Beberapa implementasi peralatan teknologi tepat guna yang dilakukan oleh BRIN, di antaranya teknologi pengolahan ikan di Selat Nasik, Belitung; teknologi pengolahan cokelat di Poso dan Palu, Sulawesi Tengah; dan teknologi pengolahan kopi di Sumba, Nusa Tenggara Timur.

"Pangan merupakan kebutuhan pokok primer yang sangat penting selain sandang dan papan. Hak untuk mendapatkan pangan merupakan hak dasar manusia atau merupakan hak asasi manusia," pungkas Maulana.

Baca juga: Atasi pascapanen, BRIN kembangkan teknologi Nanobubble Generator

Baca juga: BRIN: Indonesia perlu perkuat kemandirian pangan berbasis teknologi

Baca juga: BRIN nilai adopsi teknologi mampu penuhi kebutuhan pangan nasional