Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah Provinsi Banten Virgojanti mengatakan, simulasi siaga bencana juga dimaksudkan untuk membangun komitmen bersama agar terlibat aktif.
"Simulasi juga untuk mendorong terbentuknya gerakan bersama para pihak dalam kesiapsiagaan bencana berbasis masyarakat. Kegiatan ini merupakan bentuk tanggung jawab dan kepedulian seluruh unsur terkait upaya penanggulangan bencana," katanya di sela kegiatan simulasi.
Baca juga: Pemkab Natuna gandeng Universitas Padjadjaran kaji risiko bencana
Baca juga: Banjir sebabkan empat desa di Aceh Jaya terisolasi
Dikatakannya, perlu dipahami bahwa filosofi penanggulangan bencana adalah menjauhkan masyarakat dari bencana, menjauhkan bencana dari masyarakat, dan hidup berdampingan dengan bencana.
“Mudah-mudahan dengan kebersamaan ini kondisi apapun bisa kita atasi bersama. Dengan kolaborasi ini berbagai upaya pencegahan dan penanggulangan bencana bisa segera kita lakukan,” ungkapnya.
Baca juga: 18 PMI daerah jadi pusat unggulan penggerak pengurangan risiko bencana
Baca juga: Polda Jatim siapkan pasukan hadapi bencana hidrometeorologi
Baca juga: Jembatan gantung di Aceh Barat rusak diterjang banjir
Sementara itu, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Banten Nana Suryana menuturkan, guna mengantisipasi bencana hidrometeorologi berupa banjir, luapan sungai, longsor maupun banjir bandang pihaknya sudah melakukan pemetaan titik-titik rawan.
"Ini sesuai informasi dari BMKG dan ini sudah terjadi di beberapa lokasi yang mana hujan lebat yang mengakibatkan banjir di beberapa tempat seperti Lebak dan Tangerang,” kata Nana.
Ia mengatakan, BPBD sudah meningkatkan peran masyarakat dalam penanganan bencana melalui berbagai sosialisasi dan pelatihan agar bisa lebih mengenali mitigasi bencana.