Manajemen: Prakerja telah dipelajari dan dicontoh oleh negara lain
23 November 2023 19:01 WIB
Manajemen Pelaksana Program (PMO) Prakerja Denni Puspa Purbasari saat melaporkan pencapaian Prakerja dalam acara Diseminasi Riset Prakerja bertema 'Continuous Improvement, Evidence-driven Decision Making' di Jakarta, Kamis. (ANTARA/Bayu Saputra)
Jakarta (ANTARA) - Manajemen Pelaksana Program (PMO) Prakerja Denni Puspa Purbasari menyampaikan bahwa program Prakerja telah dipelajari hingga dicontoh oleh negara lain.
“Alhamdulillah Prakerja dipelajari bahkan dicontoh oleh beberapa negara sahabat kita,” kata Denni dalam acara Diseminasi Riset Prakerja bertema 'Continuous Improvement, Evidence-driven Decision Making' di Jakarta, Kamis.
Denni mengatakan, negara Kamboja merilis program pelatihan untuk 1,5 juta orang pada November 2023. Perdana Menteri (PM) Kamboja Hun Manet menyampaikan bahwa program kerja itu mereka implementasikan setelah pada Maret 2023, 15 orang delegasi dari Kamboja hadir di Prakerja untuk mempelajari skema pelatihan selama 4 hari.
Baca juga: Airlangga: Prakerja jadi cara terbaik mempersiapkan tenaga kerja RI
Tak hanya Kamboja, Maroko melalui organisasi bernama ANCLA juga telah meminta untuk peningkatan kapasitas (capacity buidling) di Prakerja.
“Dari Maroko, ANCLA nama organisasinya, meminta capacity building dari kita dan EEF Thailand melakukan studi banding selama 3 hari di Prakerja,” ujar Denni.
Denni juga menjelaskan, setelah Prakerja mendapatkan pujian dari Ratu Maxima dari Belanda pada G20 lalu, Prakerja terpilih sebagai 1 di antara 21 praktik baik SDG Action dari 70 inisiatif dari seluruh dunia sehingga dapat tampil dalam acara SDG Action Week di Markas Besar PBB di New York pada 17 September 2023 lalu.
Dalam acara SDG Summit 2023 itu, Prakerja mengangkat tema “Skilling, Reskilling, and Upskilling for a Resillient Workforce” dengan pembicara ADG UNESCO, Director UNESCO Institute for Lifelong Learning, Menteri Pendidikan Laos dan pembicara lainnya.
Denni melaporkan bahwa selama 2020-2023, jumlah peserta pelatihan dalam program Prakerja telah mencapai 17,5 juta orang dari 514 kabupaten/kota.
“Jadi semua kabupaten kota di Indonesia sudah covered, tidak hanya besar dalam jumlah tetapi juga inklusif,” terang Denni.
Baca juga: Di Forum APEC, Prakerja jawab tantangan dunia soal keterampilan hijau
Pada kesempatan yang sama. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan bahwa program Prakerja saat ini menjadi salah satu program pelatihan berskala besar terbaik untuk meningkatkan kemampuan (skill) tenaga kerja Indonesia.
Sebelum ada Prakerja, pelatihan dari seluruh Kementerian/Lembaga (K/L) hanya berjumlah sekitar 870 ribu orang per tahun.
Pada 2045, diproyeksi jumlah tenaga kerja Indonesia akan mencapai 233 juta, dan berdasarkan data dari A.T. Kearney (2023) disebutkan bahwa 50 persen tenaga kerja Indonesia perlu dilatih. Hal itu berarti bahwa terdapat sekitar 117 juta tenaga kerja Indonesia yang perlu dilatih untuk mencapai target tersebut.
“Namun, Prakerja terbukti sebagai initial effort berskala besar, menggunakan mekanisme pasar, dan inklusif. Prakerja berkolaborasi dengan berbagai pihak, pemerintah dan swasta untuk mewujudkan hal ini,” kata Menko Airlangga
Menko Airlangga menjelaskan sebagai penunjang Prakerja, dalam mempersiapkan tenaga kerja yang unggul pemerintah saat ini juga telah mendirikan sentra digital (digital center) di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Nongsa Batam serta Apple Academy.
Lalu ada program Kampus Merdeka yang salah satunya bekerja sama dengan IBM Academy yang menawarkan kelas pembelajaran untuk Hybrid Cloud dan Artificial Intelligence (AI).
“Alhamdulillah Prakerja dipelajari bahkan dicontoh oleh beberapa negara sahabat kita,” kata Denni dalam acara Diseminasi Riset Prakerja bertema 'Continuous Improvement, Evidence-driven Decision Making' di Jakarta, Kamis.
Denni mengatakan, negara Kamboja merilis program pelatihan untuk 1,5 juta orang pada November 2023. Perdana Menteri (PM) Kamboja Hun Manet menyampaikan bahwa program kerja itu mereka implementasikan setelah pada Maret 2023, 15 orang delegasi dari Kamboja hadir di Prakerja untuk mempelajari skema pelatihan selama 4 hari.
Baca juga: Airlangga: Prakerja jadi cara terbaik mempersiapkan tenaga kerja RI
Tak hanya Kamboja, Maroko melalui organisasi bernama ANCLA juga telah meminta untuk peningkatan kapasitas (capacity buidling) di Prakerja.
“Dari Maroko, ANCLA nama organisasinya, meminta capacity building dari kita dan EEF Thailand melakukan studi banding selama 3 hari di Prakerja,” ujar Denni.
Denni juga menjelaskan, setelah Prakerja mendapatkan pujian dari Ratu Maxima dari Belanda pada G20 lalu, Prakerja terpilih sebagai 1 di antara 21 praktik baik SDG Action dari 70 inisiatif dari seluruh dunia sehingga dapat tampil dalam acara SDG Action Week di Markas Besar PBB di New York pada 17 September 2023 lalu.
Dalam acara SDG Summit 2023 itu, Prakerja mengangkat tema “Skilling, Reskilling, and Upskilling for a Resillient Workforce” dengan pembicara ADG UNESCO, Director UNESCO Institute for Lifelong Learning, Menteri Pendidikan Laos dan pembicara lainnya.
Denni melaporkan bahwa selama 2020-2023, jumlah peserta pelatihan dalam program Prakerja telah mencapai 17,5 juta orang dari 514 kabupaten/kota.
“Jadi semua kabupaten kota di Indonesia sudah covered, tidak hanya besar dalam jumlah tetapi juga inklusif,” terang Denni.
Baca juga: Di Forum APEC, Prakerja jawab tantangan dunia soal keterampilan hijau
Pada kesempatan yang sama. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan bahwa program Prakerja saat ini menjadi salah satu program pelatihan berskala besar terbaik untuk meningkatkan kemampuan (skill) tenaga kerja Indonesia.
Sebelum ada Prakerja, pelatihan dari seluruh Kementerian/Lembaga (K/L) hanya berjumlah sekitar 870 ribu orang per tahun.
Pada 2045, diproyeksi jumlah tenaga kerja Indonesia akan mencapai 233 juta, dan berdasarkan data dari A.T. Kearney (2023) disebutkan bahwa 50 persen tenaga kerja Indonesia perlu dilatih. Hal itu berarti bahwa terdapat sekitar 117 juta tenaga kerja Indonesia yang perlu dilatih untuk mencapai target tersebut.
“Namun, Prakerja terbukti sebagai initial effort berskala besar, menggunakan mekanisme pasar, dan inklusif. Prakerja berkolaborasi dengan berbagai pihak, pemerintah dan swasta untuk mewujudkan hal ini,” kata Menko Airlangga
Menko Airlangga menjelaskan sebagai penunjang Prakerja, dalam mempersiapkan tenaga kerja yang unggul pemerintah saat ini juga telah mendirikan sentra digital (digital center) di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Nongsa Batam serta Apple Academy.
Lalu ada program Kampus Merdeka yang salah satunya bekerja sama dengan IBM Academy yang menawarkan kelas pembelajaran untuk Hybrid Cloud dan Artificial Intelligence (AI).
Pewarta: Bayu Saputra
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2023
Tags: