Palembang (ANTARA News) - Operasi pemisahan tubuh bayi kembar siam Rahma dan Rahmi dikhawatirkan akan tertunda karena terkendala alat bedah ortopedi yang tertinggal di dalam pesawat.
Dokter spesialis anak sekaligus konsultan operasi pemisahan tubuh bayi kembar siam Rahma dan Rahmi dari Rumah Sakit dr Soetomo, dr Agus Harianto SpA mengemukakan kepada wartawan di Palembang, Jumat, bahwa alat tersebut sangat dibutuhkan.
"Mudah-mudahan alat tersebut dapat dikirimkan pada Jumat malam ini sekitar pukul 21.00 WIB, jika tidak datang kemungkinan operasi terpaksa ditunda," ungkap dia di hadapan tim dokter.
Ia menjelaskan, alat tersebut didatangkan dari Surabaya karena peralatan yang ada Rumah Sakit Moehammad Hoesin (RSMH) Palembang tempat Rahma dan Rahmi dirawat kurang memadai.
Selain itu juga RSMH Palembang juga mendatangkan tim dokter ahli dari RS dr Soetomo sebanyak 23 orang untuk membantu penanganan pemisahan Rahma-Rahmi yang diperkirakan berlangsung selama 29 jam.
"Ada 23 orang dari RS dr Soetomo yang akan mendukung pemisahan yang ditangani tim sebanyak 30 dokter dari RSMH Palembang," katanya.
Ia menjelaskan, operasi bayi kembar siam putri yang dilahirkan Lia Rudiana ini akan dimulai pada Sabtu subuh sekitar pukul 05.30 WIB dan berlangsung tertutup.
Perihal kemungkinan yang akan terjadi, ia menjelaskan Rumah Sakit dr Soetomo sebagai konsultan RSMH Palembang telah menangani 53 kasus yang sama sehinga akan berusaha sebaik mungkin menangani Rahma dan Rahmi yang lahir di Palembang pada 9 Maret 2012.
Selama penanganan puluhan kasus tersebut RS dr. Soetomo hanya mengalami dua kali kegagalan pada tahun 1995 dan 2009.
"Itupun bayi kembar siam tersebut tidak bisa dipisah karena mengalami kelainan pada anatomi dan jantung," ujarnya.
(I016/Z002)
Operasi bayi kembar siam terkendala alat bedah
5 Juli 2013 21:37 WIB
ilustrasi Tim dokter membawa salah satu dari bayi kembar siam yang berhasil dipisahkan melalui operasi di RSUP Prof RD Kandou Manado, Sulawesi Utara.(ANTARA/ Basrul Haq)
Pewarta: Feny Selly
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013
Tags: